Setelah Lamaran, Anak dan Ibu yang Berboncengan Itu Tewas Ditabrak Bus

Sebelum Meregang Nyawa, Berhenti untuk Beli Sawo

Selasa, 14 Juni 2011 – 08:08 WIB
DUKA: Suasana rumah duka di Desa Salam Kanci, Kecamatan Bandongan. Dua anggota keluarga tersebut menjadi korban kecelakaan maut di Jalan Raya Wonosari, Jogjakarta, Minggu lalu (12/6). Foto: MUKHTAR LUTFI/Radar Semarang

Kecelakaan yang melibatkan bus, mobil Kijang, dan tiga motor di Bantul, Jogja, Minggu siang lalu (12/6) membuat keinginan Uslamwalyati untuk segera menikah kandasDalam insiden tersebut, dia dan ibunya adalah dua di antara lima korban tewas

BACA JUGA: Modif Club, Klub Biker Para Difabel yang Gemar Touring

Sebelum kecelakaan, ibu dan anak itu baru saja pulang dari acara lamaran

-------------------------- ------------  
MUKHTAR LUTFI, Magelang
---------------------------- ----------
SELEMBAR bendera putih dipasang pada pohon yang terletak di persimpangan jalan Dusun Semali, Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah

BACA JUGA: Ingin Buktikan Pemain Sepakbola Juga Bisa Jadi Doktor

Seperti kebiasaan di desa-desa lain, bendera putih adalah tanda berduka
Artinya, tak jauh dari lokasi bendera tersebut, ada keluarga di desa itu yang terkena musibah

BACA JUGA: Sulitnya Merawat Ribuan Koleksi Seni Istana Kepresidenan



Warga yang berduka tersebut adalah SugimanLelaki 50 tahun itu kehilangan dua orang yang paling dicintainya, yakni istrinya, Suraminah, 45, dan anak keduanya, Uslamwalyati, 18Mereka tewas seketika dalam kecelakaan di Jalan Raya Wonosari km 13, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, Jogja, Minggu lalu sekitar pukul 15.45Saat itu Uslam membonceng ibunya dengan motor

Seperti diberitakan sebelumnya, insiden mengerikan tersebut berawal ketika bus Diana 06 melaju dari arah Wonosari dengan kecepatan tinggiKala itu kondisi jalan menurun dan menikungDiduga rem blong, bus tersebut oleng, menabrak mobil Kijang dan tiga motor, lalu masuk jurangPada insiden itu, lima orang tewas, termasuk Uslam dan ibunya yang berboncengan dengan motor.  

Kemarin pagi jenazah ibu dan anak tersebut disemayamkan di rumah duka di Dusun Semali, Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan, Kabupaten MagelangDi rumah yang sangat sederhana itu, jasad kaku mereka sudah dibungkus kain kafan dan diletakkan di dalam keranda, bersiap-siap untuk dimakamkanDua keranda tersebut dikelilingi belasan orang yang mengajiBahkan, ada yang sampai menitikkan air mata.

Sekitar pukul 10.00, dua jenazah siap diberangkatkan ke peristirahatan terakhirSeperti adat Jawa pada umumnya, sebelum jenazah dibawa ke pemakaman, beberapa anggota keluarga diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhirKhusus keluarga yang ditinggal diberi waktu untuk berjalan di bawah keranda hingga tiga kaliSelanjutnya, dua jenazah dibawa ke pemakaman umum di desa tersebut, sekitar 300 meter dari rumah duka

"Banyak yang datang melayat karena selama hidup almarhum dikenal sangat baikSuka menolong, meski mereka bukan dari keluarga mampu," kata Munaseh, 56, salah seorang pelayat yang juga tetangga SugimanDia sama sekali tak menyangka tetangganya tersebut bakal pergi secepat itu

Yang juga sama sekali tak menyangka atas musibah tersebut adalah keluarga SugimanApalagi bulan depan dia menghelat pernikahan Uslam, anak bungsunyaTapi, rencana itu tidak akan terlaksana selama-lamanya karena insiden kecelakaan tersebut.

Ratumiyanto, kakak ipar Uslam, menceritakan, kecelakaan itu terjadi setelah keluarga Sugiman pulang dari acara lamaran Uslam di Kecamatan Rongkop, Gunungkidul, Jogja"Calon istri adik saya memang berasal dari Rongkop," kata Ratumiyanto

Pria 35 tahun tersebut mengungkapkan, pagi sebelum kecelakaan, dirinya, Sugiman, Suraminah, dan Uslam berangkat ke Gunungkidul sekitar pukul 08.00 dengan dua motorRatumiyanto memboncengkan Sugiman dan Uslam memboncengkan SuraminahKeluarga tersebut tiba di Gunungkidul pukul 11.30.

Di lokasi acara lamaran, pertemuan dua keluarga berlangsung gayeng"Adik saya terus mengumbar senyumMungkin saking bahagianya," kata Yanto, panggilan akrab RatumiyantoDirinya sama sekali tak menyangka senyum Uslam saat itu adalah senyum terakhir yang dia saksikan

Selama hampir 1,5 jam keluarga Sugiman berada di rumah calon besan"Setelah ngobrol, kami memutuskan untuk pulangSaat itu Emi (calon istri Uslam) mencium tangan adik saya dan tangan orang tua saya," jelasnya.

Dalam perjalanan pulang, setengah jam berselang, iring-iringan dua motor itu berhenti di daerah perbukitan Patuk, GunungkidulMereka berhenti untuk membeli sawo"Uslam pengin sawo," katanya

Sejam kemudian, terjadilah musibah tersebutMotor yang ditumpangi Uslam dan ibunya tiba-tiba ditabrak Bus Diana"Saat kejadian, saya berada di depannya," tutur Yanto.  Insiden itu benar-benar membuat Yanto dan bapak mertuanya shock, kalut, serta panik"Saya sempat melihat adik saya bergerak," ujarnya dengan suara bergetar

Tidak disangka, adik ipar dan ibu mertuanya tersebut meninggal di tempat kejadianSetelah disemayamkan di RSU Prof Dr Sardijot, dua jenazah tersebut akhirnya dipulangkan ke rumah duka(jpnn/c11/c5/kum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Festival Setara Oktoberfest, Bebas Minum sampai Mabuk


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler