Setengah Abad Lebih Ada di Indonesia, Begini Sepak Terjang Ajinomoto

Jumat, 12 Juli 2024 – 13:11 WIB
School Lunch Program (SLP) menjadi salah satu inisiasi Ajinomoto dalam memperbaiki asupan gizi untuk mencegah masalah malnutrisi pada anak usia sekolah. Foto dok. Ajinomoto

jpnn.com, JAKARTA - Ajinomoto terus berinovasi dengan menghadirkan berbagai lini produk selama 55 tahun di Indonesia. 

Hal ini juga didukung komitmen menghadirkan produk yang berkualitas dan terjamin halal serta telah disertifikasi Sistem Jaminan Halal (SJH).

BACA JUGA: Ajinomoto Dukung Upaya Bisnis Ramah Lingkungan Melalui Health Provider

"Komitmen kami dalam mempertahankan kehalalan produk diapreasiasi oleh beberapa pihak melalui beberapa penghargaan halal dari beberapa instansi yang berwenang," kata Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia Naoto Minemura dalam keterangan di Jakarta, Jumat (12/7).

Dia menjelaskan, lahirnya MSG Ajinomoto berawal dari penelitian yang dilakukan Dr Kikunae Ikeda di Jepang lebih dari seabad silam dengan mengekstrak kombu (rumput laut).

BACA JUGA: Ajinomoto Luncurkan Produk Baru, Bidik Pasar Horeka

Dalam penelitian tersebut, Ikeda menemukan rasa lain selain rasa manis, pahit, asam dan asin, yaitu rasa umami. 

Penemuan itu membawa pada terciptanya bumbu umami, yaitu MSG Ajinomoto yang dapat membantu meningkatkan kelezatan pada makanan. 

BACA JUGA: Genjot Inovasi Produk Halal, Ajinomoto Kenalkan Produk Baru

“Menciptakan bumbu enak dengan harga terjangkau dan mengubah makanan sederhana, tetapi bergizi menjadi makanan lezat merupakan cita-cita Dr Ikeda yang menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia," ucapnya.

Kini dengan didukung oleh lebih dari 3.500 tenaga ahli dan berpengalaman yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Grup Ajinomoto Indonesia membantu masyarakat menciptakan makanan yang lezat dan bergizi sehingga dapat mendukung penerapan gaya hidup sehat. 

Guna mencapai tujuan tersebut, Ajinomoto Indonesia mentransformasikan seluruh karyawannya menjadi Health Provider. Health Provider merupakan inisiatif keberlanjutan terintegrasi dari Grup Ajinomoto Indonesia, meliputi aktivitas yang menunjang kesehatan bagi manusia dan kelestarian lingkungan.

"Asupan gizi yang baik merupakan modal penting bagi pertumbuhan generasi masa depan. Mereka membutuhkan gizi yang lengkap dan seimbang untuk tumbuh kembang mental serta fisik, sehingga Indonesia dapat tumbuh menjadi bangsa yang kuat," imbuhnya.

School Lunch Program (SLP) menjadi salah satu inisiasi Ajinomoto dalam memperbaiki asupan gizi untuk mencegah masalah malnutrisi pada anak usia sekolah.

Perusahaan berkolaborasi dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), dan menjalankan program SLP yang dilaksanakan di beberapa pesantren dan sudah dijalankan sejak 2018. 

"Melalui program tersebut, didapatkan hasil yang positif dengan adanya penurunan angka anemia santri sebesar 20%, peningkatan asupan gizi 20%, peningkatan pengetahuan gizi sebesar 50%," terangnya.

Tidak berhenti di sana, perusahaan juga menggandeng Dept Gizi Masyarakat IPB dan Kementerian Agama RI untuk menghadirkan buku panduan SLP yang berisikan edukasi gizi, tip pelaksanaan program, dan berbagai aplikasi menu lezat bergizi seimbang, yang mudah diterapkan untuk bekal menjalankan lanjutan program ke depan.

Ajinomoto Indonesia juga memperhatikan para lansia melalui Elderly Program pada 2021 untuk memperbaiki status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidup mereka.

Penelitian yang berlokasi di panti werdha area Yogyakarta bekerja sama dengan ahli gizi dari salah satu universitas negeri di sana. 

"Kami juga konsisten mengadakan edukasi kesehatan mengenai pemanfaatan umami dalam MSG pada makanan untuk membantu mengurangi penggunaan garam karena asupan sodium yang berlebihan bisa berisiko bagi kesehatan jantung dan tekanan darah," tutur Naoto Minemura.

Guna menjangkau masyarakat yang lebih luas, Ajinomoto Health Provider mengadakan GEMBIRA atau Gerakan Masak Bergizi Bersama, sebuah kegiatan edukasi terkait penerapan konsep gizi seimbang dan Bijak Garam yang disertai praktik memasak, dengan melibatkan Ibu-ibu PKK.

Hingga saat ini, kegiatan tersebut sudah dilaksanakan di 20 kota dan diikuti oleh lebih dari 5.900 Ibu-ibu kader PKK.

"Kami juga berupaya mengurangi pencemaran lingkungan hingga ke titik nol (zero waste) di pabrik dengan meningkatkan efisiensi produksi dari hulu hingga hilir pada proses produksi yang ada," pungkasnya.

Konsep ekonomi sirkular erat kaitannya dengan salah satu kebijakan yang digulirkan Kementerian Perindustrian RI, yakni Standar Industri Hijau (SHI).

Yakni dengan mengupayakan efisiensi dan efektivitas terhadap penggunaan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler