Jumlah orang yang tertular virus corona di Indonesia telah mencapai angka setengah juta, di saat Pemerintah Indonesia masih berusaha untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Indonesia menandatangani kesepakatan dengan Sinovac asal China, yang uji cobanya sedang berlangsung Pemerintah akan memprioritaskan vaksinasi bagi warga lanjut usia dan pegawai negeri Australia meningkatkan diplomasi vaksinnya di Asia Tenggara, menjanjikan Rp5 triliun untuk memberantas COVID-19
BACA JUGA: Jurus Australia Genjot Perekonomian Lewat Voucher Belanja
Kemarin, Kementerian Kesehatan Indonesia mengumumkan angka penularan harian baru naik lebih dari 4.400 orang, sehingga total kasus COVID-19 di Indonesia mencapai 502.110.
Saat ini Indonesia menjadi negara dengan jumlah penularan virus corona tertinggi di Asia Tenggara dan kedua di Asia.
BACA JUGA: Mampu Membentuk Kekebalan Tubuh, Vaksin Efektif Mencegah Penularan COVID-19
Melihat data Johns Hopkins University, Indonesia kali ini berada di posisi ke-21 dengan kasus virus corona terbanyak di dunia, bahkan telah melampaui negara-negara yang sebelumnya memiliki kasus virus corona terbanyak seperti Turki, Swiss, Swedia, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Sementara itu jumlah kematian di Indonesia saat pandemi telah mencapai lebih dari 16.000.
BACA JUGA: Kisah Anak Muda Indonesia Bertahan di Australia Sebagai Pekerja Gandum
Photo: Pemerintah Presiden Joko Widodo belum memutuskan vaksin mana yang akan digunakan. (Reuters: Ajeng Dinar Ulfiana)
Dalam rapat kabinetnya, Presiden Joko Widodo mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan vaksinasi massal.
Dia mendesak para menterinya untuk memastikan distribusi vaksin yang aman dan lancar di seluruh pelosok Indonesia dengan populasi lebih dari 270 juta orang.
Pemerintah berupaya sekuat tenaga untuk mengamankan vaksin melalui kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara lainnya.
Pemerintahan Jokowi sendiri menuai banyak kritik karena dianggap memprioritaskan pertumbuhan ekonomi daripada kesehatan masyarakat selama pandemi.
Namun demikian, perekonomian Indonesia, yang merupakan terbesar di Asia Tenggara, tetap mengalami resesi dan menjadi pertama kalinya sejak krisis keuangan Asia lebih dari dua dekade lalu.
Di saat Pemerintah Indonesia menaruh harapan besar dengan vaksin, sejumlah pakar mempertanyakan pesan protokol kesehatan masyarakat yang membinggungkan.
Padahal menurut T Irwan Amrun, Ketua Sub Mitigasi Perubahan Perilaku di Satgas COVID-19, kunci keberhasilan penanganan COVID-19 adalah dilakukan bersama-sama dan dibutuhkan kesadaran bagaimana kita berperilaku.
"Menurut saya vaksin yang terbaik adalah perubahan perilaku, kita sebagai manusia yang harus mengubah perilaku menyesuaikan diri dengan alam." Lebih dari 200 juta orang Indonesia harus bayar vaksin
Pemerintah Indonesia belum memutuskan vaksin COVID-19 mana yang akan digunakan.
"Saya belum menyebutkan merek yang mana, tapi selama masih masuk dalam daftar Organisasi Kesehatan Dunia, kami akan menggunakannya," kata Jokowi saat mengunjungi puskesmas di Kota Bogor, Jawa Barat, pekan lalu.
Indonesia sudah bekerja sama dengan perusahaan farmasi China, Sinovac, dalam uji klinis fase ketiga kandidat vaksinnya dengan tes yang melibatkan 1.620 relawan di kota Bandung, Jawa Barat, sejak Agustus.
Pemerintah juga mempertimbangkan kemitraan dengan dua produsen obat China lainnya, Sinopharm dan CanSino Biologics.
Penny Lukito, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, memperkirakan vaksin Sinovac akan mendapatkan izin pada minggu ketiga atau keempat Januari, setelah mereka mengevaluasi hasil sementara dari uji klinis tahap ketiga. Photo: Uji klinis sinovac sedang berlangsung di provinsi Jawa Barat, Indonesia. (AP: Kusumadirezza)
Kementerian Badan Usaha Milik Negara mengatakan Indonesia menargetkan untuk memvaksinasi 107 juta orang berusia antara 18 dan 59 tahun, atau sekitar 67 persen dari populasi kelompok usia tersebut, pada akhir tahun depan.
Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto mengatakan pemerintah akan menunggu untuk memvaksinasi lansia sampai penelitian dan uji klinis menunjukkan jika vaksin aman.
Meski demikian, ahli biomolekuler Dr Ines Atmosukarto juga mengingatkan jika vaksin ditemukan, ini bukan tameng dan masih perlu waktu satu tahun sampai satu setengah tahun sampai seluruh Indonesia bisa mendapatkan vaksin.
"Selama ini kan wacana yang dibangun pemerintah begitu: 'vaksin mau datang', jadi seolah-olah kita jadi akan punya tameng'," kata Dr Ines dari Australian National University.
Pemerintah bertujuan mendanai vaksinasi untuk lebih dari 32 juta orang, termasuk warga dalam kategori miskin, petugas kesehatan, militer dan polisi, pegawai negeri dan guru.
204 juta lainnya harus membeli sendiri vaksin dari perusahaan milik negara seperti Bio Farma.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan Indonesia telah mendapatkan komitmen untuk menerima 20 juta hingga 30 juta dosis vaksin potensial akhir tahun ini. Photo: Banyak orang Indonesia yang harus membayar sendiri vaksin untuk melawan COVID-19 jika sudah disetujui. (AP: Firdia Lisnawati)
Australia berkomitmen memberantas virus corona di Asia Tenggara
Australia telah mendedikasikan setidaknya A$500 juta atau sekitar Rp5 triliun untuk memberantas COVID-19 di Asia Tenggara dan Pasifik.
Pembuat obat CSL telah memproduksi vaksin Oxford-AstraZeneca, yang menurut para peneliti minggu ini telah terbukti 90 persen efektif dalam uji klinis tahap akhir.
Pada bulan Agustus, Perdana Menteri Australia, Scott Morrison mengatakan dia telah membahas vaksin tersebut dengan Presiden Jokowi sebagai tanda Australia kemungkinan akan meluncurkan vaksin ke negara-negara Asia Tenggara yang tertarik untuk menerimanya.
Menteri Kesehatan Australia, Greg Hunt mengatakan Pemerintah dapat menggunakan fasilitas raksasa biotek CSL untuk memproduksi vaksin baik untuk Australia dan kawasan.
"CSL memiliki fasilitas produksi untuk vaksin di Melbourne dan perusahaan mana pun yang membawa vaksin ke pasar, akan membutuhkan fasilitas produksi tambahan di seluruh dunia," ujarnya.
Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa
AP/ABC
Simak! Video Pilihan Redaksi:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Prof Sri Rezeki: Imunisasi Standar Kesejahteraan Sebuah Negara