Di sejumlah kota di Australia pada hari Minggu (22 Novemver 2015), berlangsung aksi serentak dari kelompok anti Islam yang menamakan diri Reclaim Australia. Namun uniknya, di semua aksi demo itu, selalu muncul aksi demo tandingan dari kelompok masyarakat yang anti rasis.
Pasukan anti rusuh, anjing pelacak dan petugas kepolisian lainnya berhasil menjaga aksi demo kedua kelompok yang berlangsung secara serentak di sejumlah kota di Australia.
BACA JUGA: Mantan Menhan Australia Usulkan Kirim Pasukan Darat ke Suriah
Di Newcastle misalnya, sejumlah peserta demo Reclaim Australia berteriak-teriak ke arah peserta demo dari kelompok Rally Against Racism di seberang jalan, "No mosque, no mosque, no mosque!"
Menurut John Oliver dari Reclaim Australia Newcastle, warga masyarakat di daerah Hunter punya hak untuk merasa takut dengan rencana Asosiasi Muslim Newcastle membangun masjid di daerah Buchanan.
BACA JUGA: Aktivis Indonesia Belajar Penanganan Disabilitas di Australia
John Oliver dari kelompok Reclaim Australia Newcastle. (Foto: ABC/Dan Cox)
BACA JUGA: Koala di Queensland Utara Rentan Buta Diserang Semut Hijau
"Ketika anak 15 tahun keluar dari masjid di Parramatta, dan menembak mati pegawai kepolisian Curtis Cheng, hal itu menimbulkan ketakutan bagi masyarakat," katanya.
"Dan saya kira setiap orang berhak menyatakan bahwa mereka tidak ingin ada masjid di daerah tempat tinggal mereka," tambah Oliver.
"Kami tidak memusuhi orang Muslim. Kami memusuhi sisi radikal dari Islam," katanya.
"Kita melihat kekejaman demi kekejaman yang dilakukan kelompok radikal Islam. Saat orang tahu bahwa Islam mendekati daerah tempat tinggal mereka, maka mereka berhak untuk mempertanyakan agama ini," kata Oliver lagi.
Ratusan warga berkumpul di Cessnock, Minggu 22 November 2015, dalam demo kelompok Reclaim Australia menetang rencana pembangunan masjid di Buchanan. (Foto: ABC/Dan Cox)
Sementara itu, Abdul Razak Mohamed, ketua masyarakat Muslim Irak di Australia, turut ambil bagian dalam demo Rally Against Racism menentang Reclaim Australia.
Menurut dia, ketakutan seperti yang dikemukakan Oliver itu sama sekali tidak beralasan.
"Jika mereka takut pada terorisme, kamilah korban pertama terorisme itu," kata Razak.
"Sebagai Muslim, kami merupakan korban terorisme di negara asal kami. Tidak adil jika kami harus dipersalahkan oleh jenis terorisme lainnya di sini, yaitu rasisme," katanya.
Aksi demo tandingan dari kelompok Rally Against Racism. (Foto: ABC/Dan Cox)
Ratusan warga yang tergabung dalam kelompok demo Rally Against Racism justru mendukung warga Muslim setempat.
"Saya jengkel dengan rasisme dan Islamophobia dan kecaman terhadap orang yang saya kenal sevara pribadi," kata seorang warga.
"Mayoritas Muslim merupakan warga biasa yang telah hidup di sini lama sekali, jadi tidak ada urusan dengan Reclaim Australia," tambahnya.
"Saya ikut demo hanya untuk menunjukkan dukungan bagi keberagaman sebab itulah yang saya yakin merupakan nilai Australia yang sebenarnya," ujar seorang peserta demo lainnya.
Polisi setempat menyatakan sangat menghargai peserta demo di kedua kelompok yang bisa menjaga ketertiban.
Lebih dari 100 warga Cessnock mendukung demo Rally Against Racism, Minggu 22 November 2015. (Foto: ABC/Dan Cox)
Di Sydney
Tidak seperti di Newcastle, aksi demo di Sydney yang mengambil tempat di Martin Place, menyebabkan bentrok antara kelompok anti Islam dan kelompok anti rasis.
Peserta demo anti Islam tampak membawa bendera nasional Australia dan poster-poster yang menunjukkan kebencian kepada Islam.
Di sisi lain, ada aksi kelompok anti rasis.
Sejumlah warga menunjukkan poster kebencian kepada Islam dalam aksi demo di Sydney, Minggu 22 November 2015. (Foto: ABC/Cassandra Bedwell)
Pendiri Reclaim Australia Catherine Brennan di depan peserta demo mengatakan kelompoknya itu didirikan untuk "menentang ancaman teror di negara kita yang indah ini".
BACA ARTIKEL LAINNYA... Larang Warga Sipil Miliki Senjata Api, Modal Kuat Australia Hadapi Ancaman Teror