jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Bali, Nurdin Halid ikut mengomentari polemik yang timbul akibat pertemuan antara Ketua DPR Setya Novanto dengan bakal calon presiden Amerika Serikat Donald Trump. Menurutnya, desakan dari sejumlah anggota DPR kepada Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) agar memeriksa Setya sangat berlebihan.
"Kalau pertemuan pada konferensi pers menurut saya itu biasa saja, bukan hal yang luar biasa dan tidak ada etika yang dilanggar. Itu sebuah spontanitas," kata Nurdin usai mengisi acara bedah buku di Gedung Pola, Jakarta, Sabtu (12/9).
BACA JUGA: Menteri Yuddy Jamin tak Ada Sogokan di KemenPAN-RB
Nurdin mengatakan, ada banyak perbuatan anggota DPR lainnya yang lebih layak diusut oleh MKD daripada pertemuan Setya. Dia mencontohkan anggota DPR asal partainya sendiri, Andi Rio Padjalangi, yang terjerat razia BNN di sebuah tempat karaoke beberapa bulan lalu.
"Lebih tidak beretika ketika ada anggota DPR melakukan reses, kunker ke wilayah Indonesia tapi datang ke tempat karaoke digerebek oleh BNN. Contohnya Rio Padjalangi kan," ucap mantan ketua umum PSSI ini.
BACA JUGA: Munas Islah Golkar, Ical dan Agung Tak Boleh Maju jadi Caketum
Nurdin pun mengimbau pihak-pihak yang terus menyerang Setya untuk menghentikan aksi mereka. Menurutnya, manuver para politikus senayan yang kebanyakan berasal dari PDI Perjuangan itu hanya membuat kegaduhan.
"Jangan dijadikan ini sebagai alat politik untuk menjatuhkan, itu tidak bagus. Negara kita sekarang situasi masih sangat sulit, masih butuh persatuan, perlu kesamaan pikiran perlu bersama-bersama kita keluar dari kesulitan bangsa ini," pungkasnya.(dil/jpnn)
BACA JUGA: Yorrys dan Nurdin Sudah Bicara 4 Mata soal Golkar, Ini Isinya
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bond Kecam Aksi Pemukulan terhadap Demonstran saat Tuntut Jokowi Mundur
Redaktur : Tim Redaksi