jpnn.com, SURABAYA - Masih tingginya kekerasan terhadap anak dan perempuan menjadi isu global.
Di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengkampanyekan three ends.
BACA JUGA: Putri Nafa Urbach Dilecehkan, Kementerian PPPA Turun Tangan
Yaitu akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan orang, dan akhiri kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan.
"Isu kekerasan pada perempuan dan anak sudah jadi isu internasional. Di Indonesia saya ajak mari putus mata rantai kekerasan terhadap anak dan perempuan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat," kata Menteri PPPA Yohana Yembise saat membuka secara resmi Puspa 2017 di Surabaya, Senin (28/8).
BACA JUGA: Tak Terima Disuruh Jaga Anak, Suami Edan Perlakukan Istri Begini
Keluarga, menurut Yohana, menjadi penentu dalam memerangi aksi kekerasan terhadap anak.
Anak melakukan tindakan kekerasan terhadap temannya karena di dalam keluarga dia menyaksikan ayahnya memukul ibunya. Maupun ibunya memukul anaknya.
BACA JUGA: Blakblakan Soal Menghajar Rihanna, Chris Brown: Itu Mengubah Hidup Saya
Begitu sampai sekolah, dia melihat guru memukul siswanya.
"Karena si anak terus disajikan dengan aksi kekerasan, makanya dia akan menjadi pelaku bullying. Nah ini yang harus kita putus mata rantainya. Kalau keluarga kuat, masalah kekerasan dan perdagangan orang tidak akan terjadi," tegasnya.
Menteri Yohana menyebutkan, ada 123 juta perempuan dan 87 juta anak yang harus dilindungi hak-haknya.
KDRT yang masih tinggi akan memengaruhi kualitas keluarga. Itu sebabnya, keluarga sebagai tempat perlindungan anak yang pertama harus diperkuat perannya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Salah Asuh, Anak Bisa jadi Pelaku Kejahatan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad