Seusai Meninjau Proyek Bahlil Berbagi Kabar Baik soal Gasifikasi Batu Bara

Jumat, 21 Januari 2022 – 06:45 WIB
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia meninjau lokasi proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol di Kalimantan Timur.Foto: Humas BKPM

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan kerja lapangan ke lokasi proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol di Kalimantan Timur.

Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa peninjauan langsung ke lokasi proyek gasifikasi batu bara untuk memastikan perusahaan telah melakukan hilirisasi sebagai syarat perpanjangan kontrak KPC.

BACA JUGA: 96 Kapal Berlayar Lagi Hari Ini, Ratusan Perusahaan Bisa Ekspor Batu Bara

Selain itu, peninjauan juga dilakukan ke area tambang untuk memastikan keseimbangan lingkungan serta jalannya investasi

“Hilirisasi harus segera dijalankan karena ini perintah Presiden. PKP2B yang diperpanjang harus memberikan sebagian alokasi untuk pembangunan Indonesia,” ucap Bahlil yang juga selaku ketua satgas percepatan investasi, Kamis (20/1).

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: 8 Kapal Pencuri Batu Bara Disergap, Ada Sosok Misterius, KPK Diminta Bertindak

Lebih lanjut, Bahlil mengatakan Indonesia secara bertahap menghentikan ekspor bahan mentah, seiring dengan upaya peningkatan nilai tambah sumber daya di dalam negeri.

"Sudah saatnya pemerintah untuk disiplin agar Indonesia bisa menjadi pihak yang melakukan impor hasil hilirisasi," kata Bahlil.

BACA JUGA: Pemerintah Mulai Mendata PLTU, Transisi Energi Batu Bara ke Biomassa Dimulai?

Bahlil menambahkan bahwa Indonesia harus memastikan kebutuhan domestik terlebih dahulu.

"Jika batu bara yang dulu kita impor bahan baku padahal listrik domestik belum cukup, maka sekarang sudah saatnya peduli terhadap kebutuhan lokal,” jelas Bahlil.

PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai pemilik wilayah pertambangan batu bara di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur akan menjadi pemasok batu bara bagi fasilitas gasifikasi tersebut.

Selanjutnya, pengolahan batu bara menjadi metanol akan dilakukan oleh PT Air Products East Kalimantan (PT APEK), yang merupakan joint venture antara Air Products dengan PT Bakrie Capital Indonesia Group dan PT Ithaca Resources.

Bahlil mengungkapkan PT APEK yang bergerak dalam bidang usaha industri gasifikasi batu bara menjadi metanol memiliki rencana investasi sebesar Rp 33 triliun.

"Target kapasitas produksi sebesar Rp 1,8 juta ton metanol per tahun dan royek ini ditargetkan beroperasi komersial pada kuartal IV 2024," ungkap Bahlil.

Proyek gasifikasi batu bara menjadi metanol di Bengalon telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 109 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Dengan adanya proyek ini, diharapkan dapat mengurangi impor gas Indonesia sebesar USD 7,6 miliar selama masa produksi dan meningkatkan perolehan devisa hingga USD 4,7 miliar selama masa konstruksi dan produksi.(mcr28/jpnn)


Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler