Sherly Benny

Oleh: Dahlan Iskan

Sabtu, 30 November 2024 – 06:23 WIB
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Tidak semua calon kepala daerah beli suara. Contohnya: Sherly Tjoanda. Dia terpilih sebagai Gubernur Maluku Utara tanpa serangan fajar.

Sherly, 40 tahun, bikin sejarah: Tionghoa pertama menjadi gubernur pilihan rakyat di Indonesia.

BACA JUGA: Kalah Cantik

Sherly Tjoanda saat bersama warga di Maluku Utara.-Instagram Sherly Tjoanda-

Ahok memang pernah jadi gubernur Jakarta, tetapi itu menggantikan gubernur yang jadi presiden: Jokowi.

BACA JUGA: Dramatik Datar

Hebatnya, Sherly terpilih di provinsi yang mayoritas Islam. Kalau saja Airin terpilih di Banten, Indonesia punya dua gubernur yang cantiknyi tepermanai. Kini Sherly tanpa tandingan.

Menurut pendapat saya, Sherly terpilih bukan saja dapat manfaat dari tragedi tewasnya sang suami: Benny Laos.

BACA JUGA: Mabuk Dhani

Dia sendiri memang lengkap: wajahnya cantik, badannya bagus, pikirannya cerdas, pendidikannya tinggi: S-1 di Singapura dan S-2 di Belanda.

Dan Sherly sekolah SMA di Surabaya. Rasanya di Petra atau St. Louis. Lalu dia tinggal di Bali. Ayahnya, pengusaha Ambon, punya rumah di Pulau Dewata.

Di Bali itulah Sherly dijodohkan oleh pamannya. Calon suaminya: Benny Laos. Orang Maluku juga –saat itu belum ada Maluku Utara.

Benny lahir di Ternate. Saya hubungi kakak Benny yang tinggal di Ternate: Cae Laos. Pengusaha di sana.

Sherly bersama mendiang Benny Laos-x @herald.id-

"Orang tua kami sebenarnya tinggal di pulau kecil jauh dari Ternate. Di Pulau Obi. Tetapi saat itu ibu saya sakit. Harus dibawa ke Kota Ternate," ujar Cae.

Sang ibu sendiri lahir di desa terpencil, Loloda, di sudut utara Pulau Halmahera. Itu tidak jauh dari Pulau Morotai.

Ayah mereka lahir di pulau sangat kecil, Pulau Modi. Letaknya di seberang Loloda.

Mereka adalah keluarga "orang pulau". Pengusaha kecil. Jual beli hasil bumi.

Pasangan itu pindah dari satu pulau ke pulau lain. Mereka punya anak delapan orang. Benny Laos adalah anak keenam.

Saat ibunda sakit, ternyata tidak sembuh-sembuh. Mereka sampai mengontrak rumah di Ternate. Pindah-pindah. Anak nomor 6, 7, 8 lahir di Ternate.

Anda sudah tahu: kelak, di tahun 2017, Benny jadi bupati di Pulau Morotai. Sherly pun jadi Bu Bupati.

Lalu Benny mencalonkan diri sebagai Gubernur Maluku Utara. Dia diusung partai biru: Demokrat, PAN, dan Nasdem. Popularitasnya tinggi.

Benny, anak keluarga miskin itu sudah jadi kaya. Dia sudah jadi pengusaha. Saat jadi bupati Morotai, Benny terkenal bersih. Karena itu dia sering bertengkar dengan DPRD di sana.

Saya pun menghubungi wartawan Malut Post, Faisal Jalaluddin: soal bagaimana sosok Benny sebagai bupati Morotai.

"Seperti Ahok, Benny juga suka marah-marah. Terutama pada stafnya. Soal disiplin dan penggunaan anggaran," ujar Faisal. "Tetapi mulutnya tidak kasar," tambahnya.

Faisal jadi wartawan sejak Malut Post kami dirikan pada 2003. Prestasinya bagus.

Sepuluh tahun kemudian dia jadi pemimpin redaksi. Sekarang menjabat direktur di Malut Pos.

"Benny banyak memotong anggaran perjalanan dinas," ujar Faisal.

"Orang-orang tua di Morotai dapat BLT. Lewat kartu ATM. Orang tua diberi ATM, bukan tunai," ujar Faisal.

Faisal ini seperti Benny. Sekolahnya putus-putus. Faisal alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Nuku di Tidore.

Sebelum itu kuliah di Universitas Sam Ratulangi, Manado dan Universitas Khairun, Ternate.

Di Morotai Benny menggratiskan biaya kesehatan warganya. Juga pendidikan.

Program itulah yang akan diperluas dari lingkup kabupaten ke seluruh provinsi. Karena itu Benny maju jadi calon gubernur.

Benny keliling dari pulau ke pulau. Sherly terus mendampingi suami.

Pasangan ini jadi buah bibir. Rukun. Serasi. Seimbang.

Ke pulau mana pun Sherly ikut. Termasuk ketika berangkat kampanye ke pulau-pulau nun jauh di laut selatan.

Speed boat-nya harus transit di pulau Taliabu: isi bensin. Saat itulah speed boat itu meledak. Terbakar. Benny tewas. Pun lima orang lainnya.

Proses Pilkada sudah terlalu jauh. Sudah memasuki masa kampanye, tetapi masih bisa dilakukan penggantian calon.

Awalnya Sherly sama sekali tidak terpikir, tetapi partai pendukung sepakat memberangkatkan Sherly. Setelah dirawat di rumah sakit akibat luka-luka, Sherly mau.

Dia masih harus berjalan pakai tongkat. Pun saat debat di antara empat pasangan.

Di panggung, Sherly tidak canggung. Pidatonya sering diselingi kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris. Kelihatan sekali Sherly beda kelas.

Saya juga menghubungi Ikram Salim. Wartawan Malut Post juga.

Ini kata Ikram: sudah 25 tahun Maluku Utara dipimpin oleh laki-laki. Ada 11 orang gubernur definitif, pelaksana tugas, penjabat gubernur. Dua di antaranya berakhir di penjara dalam kasus korupsi. Yang terbaru adalah gubernur dua periode Abdul Gani Kasuba yang terseret korupsi izin tambang dan gratifikasi.

"Maluku Utara masih begitu-begitu saja. Kehadiran Sherly dianggap sebagai alternatif untuk bisa mengubah wajah Malut ke depan," ujar Ikram.

Bagi masyarakat umum, kata Ikram, Sherly dikenal publik karena sikapnya sebagai pendapang Benny Laos saat jadi bupati Morotai dan calon gubernur. Kisah romantis Sherly dan Benny viral di media sosial, terutama pasca-kebakaran speed boat di Taliabu.

Program Benny itulah yang akan diteruskan oleh Sherly.

Ayah Benny bermarga Liem. Kakek Benny datang dari Hokkian.

Akan tetapi kenapa Benny menggunakan nama belakang "Laos"?

Saya harus bertanya kepada Cae, kakaknya. Ternyata nama "Laos" itu diambil dari nama mamanya: Lao Soan Lian. Dipanggil Laos.

Ayah Benny beragama Buddha. Benny sendiri awalnya Katolik lantaran sekolahnya di SD dan SMP Katolik Raja Kristus.

elakangan dia pindah ke Protestan: tergabung dalam Gereja Bethany.

Rakyat Maluku yang mayoritas Islam memilih Benny –yang diwujudkan dalam memilih Sherly. Di tangan wanita cantik ini nasib Maluku Utara diharapkan tidak begitu-begitu saja lagi.

Namun godaan akan banyak. Investor nikel sangat mengincar Halmahera, pulau terbesar di provinsi itu.

Apakah Sherly punya konsep menjadikan nikel sebagai sumber kemakmuran rakyat –di samping sumber keuntungan konglomerat.(*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Doktor TK


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler