Shin Tae Yong Terlalu Banyak Bicara, Tidak Profesional, Padahal Gaji Sangat Besar

Minggu, 21 Juni 2020 – 00:13 WIB
Manajer Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae Yong. Foto: Amjad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri menuding manajer pelatih tim nasional Indonesia Shin Tae Yong terlalu banyak bicara kepada media Korea Selatan setelah kembali ke negaranya pada April 2020.

Indra mengatakan bahwa sikap Shin tersebut menunjukkan bahwa dia tidak percaya diri dengan janjinya ketika mempresentasikan program sebagai kandidat pelatih timnas Indonesia.

BACA JUGA: PSSI Berat Penuhi Keinginan Shin Tae Yong Terkait Pemusatan Latihan di Korsel

"Dia ini sebenarnya banyak alasan saja, karena tak yakin bisa memenuhi target berat yang dibebankan federasi kita. PSSI ingin timnas senior Juara Piala AFF 2020, memperbaiki peringkat FIFA, serta timnas U-19 berprestasi di Piala Dunia U-20 2021. Sementara kandidat lain saat itu, Luis Milla, tidak bisa menjamin hal tersebut. Pembohong namanya kalau ada seorang pelatih bisa menjamin juara dalam sepak bola," ujar Indra dikutip dari laman resmi PSSI, Sabtu (20/6).

Dalam satu minggu terakhir, Shin Tae Yong beberapa kali mengeluarkan komentar mengenai timnas Indonesia dan PSSI di media Korea Selatan.

BACA JUGA: Bastaman: Shin Tae Yong Seharusnya Menuruti Perintah PSSI

Seperti pada Selasa (16/6), Shin Tae Yong mengutarakan keinginan agar timnas Indonesia dapat menjalani pemusatan latihan (TC) di Korea Selatan kepada Kantor Berita Korsel, Yonhap. Padahal, PSSI berkeras bahwa TC harus dilaksanakan Indonesia.

Dua hari kemudian, media daring Korsel JoongAng Ilbo dan Naver Sports memuat wawancara eksklusif dengan Shin.

BACA JUGA: Soal Kelanjutan Kompetisi, Begini Kata Arema

Dalam artikel tersebut, juru taktik timnas Korsel di Piala Dunia 2018 itu melontarkan beberapa kritik terhadap PSSI termasuk soal PSSI yang beberapa kali mengganti kebijakan dan gaji yang terlambat.

PSSI cuma mau memberikan tanggapan soal usulan Shin soal TC di Korsel.

"Dalam virtual meeting, kami sudah memberikan masukan agar program timnas senior dan U-19 berjalan bersamaan. Sementara di Korea juga masih ada Pandemi COVID-19, belum tentu juga kita orang Indonesia bisa masuk ke Korea. Masak masih seleksi saja harus jauh-jauh ke luar negeri? Terlalu banyak orangnya, juga bagaimana nanti teknis pemulangannya kalau ada yang dicoret? Nanti baru setelah tim terbentuk dan masuk program uji coba, PSSI akan mendukung sepenuhnya mau menggelar TC di mana saja," kata Indra.

Bukan cuma itu, Indra Sjafri juga menyebut bahwa Shin Tae Yong beberapa kali bersikap kurang etis dan seenaknya sendiri.

"Kami ini tadinya menghormati Shin, tetapi lama-lama yang bersangkutan bersikap seenaknya sendiri," tutur pria yang membawa Indonesia juara Piala AFF U-19 2013 dan AFF U-22 2019 itu.

Shin, lanjut Indra, setidak-tidaknya dua kali menunjukkan sikap tidak terpuji ketika rapat jarak jauh dengan PSSI yang diikuti pula oleh Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan.

Salah satunya, Shin pernah rapat sambil mengemudikan mobil dengan telepon genggam kecil. Padahal, semua pengurus PSSI mengikuti rapat dengan suasana formal.

Kemudian, Shin TaeYong juga pernah mangkir dari rapat karena urusan pribadi.

"Alasannya, dia ada janji melihat resor. Ini menunjukkan ketidakprofesionalan dia. Apalagi dia tetap kita gaji sangat besar, loh, meski selama masa COVID-19 dipotong 50 persen. Ini, kok, diajak rapat susah sekali," kata Indra.

PSSI pun mempertanyakan kapan Shin Tae Yong dan empat asisten pelatih timnas Indonesia yang berasal dari Korea Selatan yaitu Kim Hae-Woon, Kim Woo-Jae dan Lee Jae-Hong dan Gong Oh-Kyun bisa kembali ke Tanah Air.

"Padahal kami sangat memerlukan kehadirannya di Indonesia untuk menjalankan pekerjaannya, tetapi malah kami yang disuruh mendatangi dia ke Korea untuk menggelar TC di sana," ujar Indra. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler