Shutdown di AS Bagus untuk Indonesia Dalam Jangka Pendek

Senin, 21 Januari 2019 – 01:30 WIB
Terminal peti kemas. Foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, dana masuk akhir-akhir ini didorong government shutdown di Amerika Serikat (AS).

Dalam jangka pendek, shutdown itu cukup bagus untuk pasar keuangan di negara-negara berkembang.

BACA JUGA: Aksi Empat Sekawan

Apalagi, Indonesia memberikan yield SBN yang cukup tinggi di antara negara-negara Asia lainnya.

“Namun, jika government shutdown di AS terus berlangsung, dampaknya bakal terasa ke ekspor,” kata Bhima beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Trump Pesta Hamburger, Bush Sumbang Pizza untuk Pegawai Terimbas Shutdown

Artinya, ekspor barang konsumsi dari Indonesia ke AS akan berkurang.

Sebab, banyak konsumen di AS yang tidak menerima gaji dari pemerintahnya. Akibatnya, daya beli mereka menurun.

BACA JUGA: Ngambek, Trump Jegal Lawatan Kongres AS ke Luar Negeri

Sementara itu, salah satu yang mendapat hasil positif dari program OSS adalah sektor kawasan industri.

Kemudahan mengurus perizinan membuat mereka lebih mudah menggaet investor.

’’Bila investor masuk, kemudian melakukan pembebasan tanah sendiri, tentu prosesnya lebih lama. Namun, kalau masuk ke kawasan industri, mereka sudah bisa langsung membuat pabriknya dan tersedia fasilitas penunjang, apalagi sudah terintegrasi dengan OSS,’’ jelas Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Jumat (18/1). (rin/agf/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekanan The Fed Masih Bayangi Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler