Tekanan The Fed Masih Bayangi Indonesia

Sabtu, 19 Januari 2019 – 01:41 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan MenPAN-RB Asman Abnur dalam jumpa pers di Istana Negara, Rabu (23/5) terkait pemberian THR dan gaji ke-13 bagi PNS, TNI, Polri dan pensiunan. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal menuturkan, melemahnya nilai tukar sempat menjadi salah satu pendorong melonjaknya impor tahun lalu.

Selain itu, aktivitas ekonomi dalam negeri memang membutuhkan banyak sekali barang impor ketika itu.

BACA JUGA: Pedagang di E-Commerce Tidak Wajib Serahkan NPWP dan NIK

’’Tekanan terhadap rupiah yang mendorong lonjakan impor pada 2018 juga diprediksi dirasakan tahun ini meski dengan kadar yang lebih rendah daripada tahun lalu,’’ kata Faisal, Kamis (17/1).

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, masalah CAD masih menjadi perhatian pemerintah.

BACA JUGA: Sri Mulyani Menkeu Terbaik Lagi, Rizal Ramli Bilang Begini

Meski kebijakan moneter The Fed sedikit melonggar dari yang diperkirakan, pemerintah tetap waspada.

“Sebab, bukan berarti ini kita sudah bebas dari pengaruh ekonomi global. Tekanan dari The Fed juga masih terasa dan patut kita perhatikan,’’ tutur Sri.

BACA JUGA: Airlangga Hartarto-Sri Mulyani jadi Menteri Andalan Jokowi?

Sementara itu, pertumbuhan kredit tetap menunjukkan akselerasi. Tahun ini BI memproyeksikan pertumbuhan kredit berada dalam kisaran 10–12 persen secara year-on-year (yoy).

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan 8–10 persen (yoy). Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, BI bakal terus menjaga stabilitas sistem keuangan, termasuk memantau kecukupan dan distribusi likuiditas di perbankan.

Pertumbuhan kredit yang ditargetkan mampu menyentuh angka 10–12 persen ini adalah yang tertinggi sejak 2015.

Saat itu pertumbuhan kredit tercatat 10,45 persen. Kemudian, pada 2016 pertumbuhan kredit melambat menjadi 7,8 persen.

Lalu, pada 2017, pertumbuhan kredit naik sedikit menjadi 8,2 persen. Pada November 2018, pertumbuhan kredit tercatat 12,1 persen.

’’Sektor apa saja yang mendorong pertumbuhan yang cukup tinggi adalah industri pengolahan dan perdagangan,’’ jelas Deputi Gubernur BI Erwin Rijanto. (rin/c14/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Testimoni SMI soal Ikhtiar Panjang Kuasai Freeport Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler