jpnn.com - BATAM - Operasi pemisahan bayi kembar siam Rahma-Rahmi dijadwalkan berlangsung 14 Agustus mendatang. Namun, jadwal itu masih bisa berubah, mundur atau justru lebih cepat.
"Kami lihat hasil evaluasi jantungnya terlebih dahulu," kata Ketua Tim Dokter Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Kepulauan Riau, dr Indrayanti, SpA MARS.
BACA JUGA: Tersandung Kasus Korupsi, Kadispenda Anambas Dijebloskan ke Penjara
Dokter spesialis jantung anak RSUD dr Soetomo - Surabaya, dr Mahrus A Rahman, SpA(K), yang akan melakukan evaluasi. Sebab, Batam belum memiliki dokter spesialis jantung anak.
"Jantung anak berbeda dengan jantung orang dewasa. Apalagi ini kasus khusus dengan kondisi yang kompleks," tuturnya kepada batampos (Jawa Pos Group).
BACA JUGA: Tujuh SKPD Dihapus, Persaingan Berebut Jabatan Semakin Sengit
Rahma-Rahmi merupakan kembar siam yang dempet di bagian perut. Dua organ hati ikut menempel. Hanya saja tidak dalam dan tidak terlalu bermasalah.
Kondisi kompleks, yang dimaksud dr Indrayanti, adalah kondisi kesehatan Rahma. Bayi bernama lengkap Rahma Fairuz Maknuniyyah itu mengalami kelainan jantung. Bilik kanan jantungnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
BACA JUGA: 98 Dokter Spesialis Baru Dilantik di UNAIR
"Tapi sejauh ini, tidak ada masalah dengan Rahma," kata dokter spesialis anak di Rumah Sakit Awal Bros (RSAB).
Rahma memang tidak seaktif saudara kembarnya, Rahmi Fahira Nahlannisa Namun, ia tidak pernah mengalami sesak dan tidak muntah. Ia juga lancar buang air besar dan kecil.
Kedua bayi yang lahir 29 Maret itu terpantau mulai aktif. Mereka sudah mulai bergerak-gerak ke sana ke mari. Dan jengkel ketika harus kembali ke posisi semula lagi.
"Kalau yang satu tidur, yang satunya gangguin. Ditepuk-tepuk gitu. Jadi bangun lagi," ujar dr Indrayanti lagi sambil tertawa.
Kondisi kesehatan keduanya pun terpantau bagus. Berat badan mereka kini mencapai 8,25 kilogram. Ini dua kali lipat berat mereka ketika lahir, 4,6 kilogram.
Dr Indrayanti mengatakan, berat badan tidak lagi menjadi acuan mereka menentukan waktu operasi. Karena tidak ada kenaikan berat badan yang signifikan di usia mereka yang mencapai 3 bulan 22 hari ini. Tidak seperti di masa-masa ketika mereka baru lahir.
"Ini karena mereka sudah mulai aktif bergerak-gerak begitu," ujarnya.
Tim medis Operasi Pemisahan Kembar Siam tengah melakukan sejumlah persiapan. Meliputi, persiapan fasilitas, ruangan, dan obat-obatan. Mulai dari obat antibiotika, pembiusan, obat-obatan paska-operasi.
"Kami bahkan sudah membuat rundown," tutur dokter yang juga menjadi Penasehat Ikatan Dokter Anak Indonesia Wilayah Kepri ini.
Tim akan menggelar gladi kotor dan gladi bersih, sebelum operasi berlangsung. Mereka akan menggunakan boneka yang kondisinya dibuat mirip dengan kondisi Rahma-Rahmi. Ini untuk menganalisa, hal-hal apa saja yang harus diperbaiki.
Akan ada dua tim operasi, dua ruangan operasi, dan dua meja operasi dalam operasi pemisahan ini. Masing-masing tim diisi dokter baik dari Surabaya maupun Kepulauan Riau. Setiap tim beranggotakan sekitar sepuluh orang. Satu tim untuk satu bayi.
"Tim 1 akan melakukan operasi pemisahan dulu. Baru setelah pisah, tim 2 akan mengambil alih bayi yang kedua," katanya.
Operasi pemisahan ini, tambah dr Indrayanti, akan disiarkan secara langsung. Rumah Sakit Awal Bros (RSAB) akan menyediakan satu ruangan khusus untuk menyaksikan operasi ini. Gubernur Kepri, Nurdin Basirun, dijadwalkan akan hadir.
Namun, meskipun waktu sudah dekat, dana bantuan operasi masih belum memenuhi target yang diinginkan. Hingga Selasa (19/7) kemarin, dana yang terkumpul baru sejumlah Rp 190jt. Sementara kebutuhan operasi ini mencapai Rp 1,6 miliar.
"Kalau dananya kurang, kami tetap lanjut. Sebab ini menyangkut kepentingan masyarakat. Tapi kami masih berharap," pungkasnya. (ceu/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 72 Bandar Besar Pasok 30 Ton Sabu Setiap Tahun di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi