Siap Maju Pilkada DKI, Bang Zaki Punya Resep Jitu Atasi Sampah

Jumat, 24 November 2023 – 16:15 WIB
Ketua DPD Golkar DKI Jakarta, A. Zaki Iskandar merupakan sosok di balik hibah kapal pembersih sampah sumbangan Band Inggris Coldplay. Foto dok. DPD Golkar DKI 

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto menunjuk A. Zaki Iskandar untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta di 2024 mendatang.

Ketua DPD Golkar DKI Jakarta itu dinilai sebagai calon potensial untuk memimpin dan membangun Jakarta di masa depan.

BACA JUGA: Dekat dengan Rakyat, Bang Zaki Jadi Panglima Pemenangan Prabowo-Gibran di Jakarta 

Bukan tanpa sebab Bang Zaki diusung oleh partai beringin untuk maju di Pilkada Jakarta.

Kader Golkar sejak 1992 ini telah membuktikan diri sebagai kepala daerah yang berhasil di wilayahnya, yakni sebagai Bupati Tangerang dua periode 2013-2023.

BACA JUGA: Bang Zaki Sebut Olahraga jadi Solusi Atasi Tawuran

Selain berbagai terobosan dalam bidang pembangunan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, kesehatan dan juga pendidikan, Zaki juga punya pengalaman mumpuni dalam hal pengelolaan sampah, yang selama ini penanganannya juga menghantui kota Jakarta. 

"Persoalan sampah ini memang pelik sejak lahir, karena itu perlu beberapa terobosan kebijakan yang akan membuat persoalan ini terselesaikan," kata Bang Zaki dalam keterangannya, Jumat (24/11).

BACA JUGA: Bang Zaki Golkar: Pohon Beringin Itu Tempat Berlindung, Diseruduk Juga Tahan

Menurutnya kondisi saat ini kebanyakan sampah hanya ditimbun. Hal itu menjadi persoalan dari hari ke hari, seperti adanya kebakaran tumpukan sampah saat musim kemarau dipicu gas metana yang ada terpicu panas berlebih. 

"Belum lagi masalah lingkungan dan kesehatan sebagai dampaknya," ungkapnya.

Oleh karena itu perlu penanganan yang lebih modern, dengan menggunakan insinerator (pembakar) misalnya.

Insinerator ini sudah sedemikian canggih, sehingga tidak ada polutan yang keluar dan hasilnya bisa digunakan untuk kepentingan lain, misalnya membantu menanggulangi pantai yang rusak karena abrasi.

"Residunya itu bisa digunakan untuk mengatasi persoalan pantai yang mengalami abrasi. Residu itu nanti akan ditimbun tanah sehingga tidak mengganggu lingkungan," jelas Bang Zaki.

Di DKI Jakarta, masalah sampah ini menjadi salah satu persoalan perlu ditangani serius, apalagi dengan jumlah penduduk ibu kota yang sedemikian banyak dan kepadatan penduduk di setiap wilayah bertambah.

Sebagai contoh, total volume sampah pada 2022 mencapai 3,11 juta ton atau produksi 7.800 ton per hari yang tentunya menjadi persoalan yang tidak mudah.

"Kalau berbicara dengan volume besar, terus masih sibuk enggak boleh pakai insinerator karena polusi, kami pilih yang ramah lingkungan. Permasalahan yang tidak dapat diselesaikan sampai sekarang itu sampah," ungkapnya.

Bang Zaki menceritakan persoalan penanganan sampah ini sangat dekat dengan budaya sehari-hari, hal ini harus benar-benar diperhatikan.

Di Tangerang saat dia menjadi bupati dua periode, ada program Kurangi Sampah Kita (Kurasaki) yang mendorong untuk mengatasi sampah mulai dari sekolah, caranya dengan tidak menyediakan tempat sampah agar produksi sampah berkurang.

"Program ini demi mengurangi produksi sampah mulai dari sekolah. Siswa dan guru juga kita minta untuk membawa bekal dari rumah dan membawa tumbler untuk tempat minum agar tidak ada sampah plastik berserakan," terangnya.

Program lain yang serupa adalah Kurangi Sampah Kantoran (Kurasakan). Hal yang dilakukan adalah mengatur penyajian atau jamuan makanan dan minuman dengan tidak menggunakan kemasan. Artinya semua yang disajikan tidak menyisakan sampah di kantor pemerintahan.

"Penggunaan kemasan makanan dan minuman berupa kardus, plastik, sterofoam akan menyisakan timbunan sampah, kita melarang hal tersebut. Kita harus menjadi contoh, jangan hanya membuat kebijakan, tetapi tidak memberi contoh baik kepada masyarakat," kata Bang Zaki.

Program unggulan lainnya adalah Kita Peduli Permasalahan Limbah dan Sampah (KIPRAH). Salah satu capaiannya adalah mendirikan 30 tempat pengelolaan sampah reuse, reduce, recycle (TPS3R), 114 Bank Sampah serta budidaya Maggot BSF dan memproses pengolahan sampah dari sistem open dumping ke teknologi ramah lingkungan berupa Refuse Derived Fuel (RDF) dan insinerator.

Selain itu, Bang Zaki juga menginisiasi hibah kapal interceptor dari Coldplay sejak 2021. Bantuan tersebut ditujukan untuk menuntaskan permasalahan sampah di Sungai Cisadane.

Adapun untuk kondisi Jakarta terkini, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantar Gebang kondisinya cukup memprihatinkan. Pasalnya, kapasitas sampah yang bisa ditampung hanya sekitar 7.500-8.000 ton sampah setiap hari, sedangkan produksinya hampir lebih dari itu.

Sampah 7.800 ton per hari di DKI tentu menjadi tantangan besar. Segala upaya harus dilakukan, seperti menggunakan insinerator, RDF atau teknologi lain yang ramah lingkungan. 

"Kita harus berani ambil risiko jika ingin permasalahan sampah ini selesai," tutup Bang Zaki. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler