jpnn.com - PROBOLINGGO—Petani di beberapa wilayah penghasil bawang merah, Probolinggo mengalami gagal panen. Akibatnya, harga bawang merah di Probolinggo, mulai langka dan mahal. Daerah penghasil bawang merah terbesar kedua setelah Brebes ini gagal panen bawang merah karena musim hujan. Karena itu, saat ini aktivitas sentra pasar bawang merah di Dringu, Kabupaten Probolinggo, tampak sepi dari transaksi jual beli dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Harga bawang merah mulai naik drastis hampir dua kali lipat. Sebelumnya harga bawang merah biasa Rp 15 ribu, kini menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Untuk harga bawang merah super dari harga Rp 20 ribu menjadi harga Rp 40 ribu sampai Rp 50 ribu per kilogram. Kondisi ini dikhawatirkan akan berlangsung sampai masa puasa. Selain faktor cuaca yang masih tak menentu, mahalnya obat-obatan pembasmi hama juga menjadi penyebab naiknya harga bawang merah ini.
BACA JUGA: Mandiri Layani Manajemen Kas 13 Bandara
“Pedagang memilih mendatangkan bawang merah dari luar pulau, seperti Bima dan Sulawesi,” ujar pedagang bawang merah, Fauzi.Hanya saja ia mengeluhkan, bawang merah dari luar Probolinggo berbeda kualitasnya. Bawang asli Probolinggo terkenal sangat merah dan beraroma. (pul/flo/jpnn)
BACA JUGA: Dominan di Indonesia, Sari Roti Incar Pasar ASEAN
BACA JUGA: Anak Usaha Pertamina ini Siap IPO 2018
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada 3 Ruas Tol Akan Gunakan Penjaminan PT PII
Redaktur : Tim Redaksi