Siap-Siap! Indonesia Memasuki Peradaban Baru Dunia Penyiaran

Senin, 28 Maret 2022 – 18:33 WIB
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik, Philip Gobang menyatakan Indonesia memasuki masa peradaban baru dunia penyiaran. Foto: Kemenkominfo

jpnn.com, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi Politik, Philip Gobang menyatakan saat ini Indonesia memasuki masa peradaban baru dunia penyiaran.

Menurutnya, ada banyak tantangan global sejak terjadnya pandemi Covid-19 selama dua tahun terakhir.

BACA JUGA: PSSI NTT Harus Tampil Beda, Pakai Paradigma Peradaban Baru

Hal itu membuat masyarakat beradaptasi dengan perubahan yang sedang terjadi.

"Salah satunya masyarakat akan memasuki peradaban baru dunia penyiaran, bagaimana nonton televisi dengan cara dan model baru," ujar Philip dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin (28/3).

BACA JUGA: Perpustakaan jadi Ikon Baru Peradaban

Philip menyebut sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo, Menteri Kominfo, Johnny G. Plate mendorong agar hari ini dan seterusnya dua tahun ke depan sekurang-kurangnya Indonesia mulai memasuki perubahan-perubahan tersebut.

Kemenkominfo menyebut tengah menyiapkan seluruh infrastruktur yang diperlukan.

Untuk itu, demikian Stafsus Philip, sejak dua tahun terakhir Kemenkominfo membangun infrastruktur digital di lebih dari 12.500 desa dan kelurahan di seluruh Indonesia terutama di wilayah 3T.

“Bersamaan dengan itu, sesuai dengan amanat UU No. 11 tahun 2020, kita juga bermigrasi ke siaran TV digital. Ini adalah tuntutan perubahan dan mau tidak mau kita mesti ikut di dalamnya.

Kendati demikian, dia mengakui, migrasi tv digital dari analog memberi dampak bagi masyarakat terutama di wilayah perbatasan.

“Hari ini ada 112 wilayah siaran dan 341 Kabupaten/Kota yang mengalami dampak langsung dari migrasi TV analog ke digital. Itu berarti, dari total 225 wilayah layanan siaran di 514 kabupaten/kota, masih terdapat 113 wilayah dan 173 kabupaten kota yang belum tercakup analog switch off,” ungkapnya.

Menurutnya, hal itu menjadi tantangan terbesar karena di wilayah-wilayah tersebut belum terdapat layanan siaran televisi terestrial.

"Kemenkominfo berupaya sedemikian rupa untuk memastikan wilayah-wilayah yang belum terjangkau ASO atau belum terdapat layanan siaran akan masuk dalam program yang disebut layanan digitalisasi broadcasting system (DBS),” jelasnya.

Untuk itu, Stafsus Philip Gobang menegaskan, Menteri Kominfo sudah memastikan dalam semester kedua 2023, akan segera meluncur satelit Satria Republik Indonesia I.

“Satelit ini diupayakan untuk menjangkau daerah yang tidak terjangkau siaran selama ini ataupun daerah atau wilayah yang secara fisik tidak dapat dibangun infrastruktur digital. Mudah-mudahan ini bisa menjawab tantangan-tantangan yang kita hadapi itu," tegas Philip. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler