jpnn.com - JAKARTA - Tersiar kabar di media sosial yang menyebut KRI Pati Unus - 384 (PTS-384) tenggelam di Perairan Balawan, Medan.
Ada yang mengabarkan bahwa kapal perang itu diserang torpedo, sehingga tenggelam. Peristiwa itu terjadi pada 13 Mei lalu. Bahkan, anak buah kapal (ABK) disebut-sebut ikut tenggelam.
BACA JUGA: Dicari! 141 Ribu PNS Baru, tapi..
Namun, TNI Angkatan Laut membantah jika kapal itu dikatakan tenggelam. Kapal tersebut hanya mengalami kebocoran dan tidak sampai karam, karena sudah dievakuasi.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama Edi Sucipto menyatakan, kapal itu mengalami kerusakan, tapi tidak sampai tenggelam. KRI Pati Unus mengalami kebocoran setelah diduga menabrak bangkai kapal di bawah air.
BACA JUGA: Nih Bukti Nyata, Golkar Sudah Berseberangan dengan PKS dan Gerindra
"Bocor di Perairan Balawan setelah menabrak benda di bawah permukaan air," papar dia. Jadi tidak benar jika dikatakan kapal karam setelah ditembak torpedo. Itu hanya kabar burung yang menyebar di media sosial.
Dia juga membantah jika dikatakan ABK ikut tenggelam. Menurutnya, komandan dan semua ABK dalam keadaan sehat dan aman. Ketika kapal itu mengalami kebocoran, KRI Pati Unus langsung mendapat pertolongan dari Dinas Penyelaman Bawah Air (Dislambair) dan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I, Balawan.
BACA JUGA: Akun Twitternya Diretas, KKP Telusuri si Pelaku
Kapal juga masih bisa bersandar dengan selamat. Jadi, saat ini posisi tidak berada di tengah laut, tapi di pinggir. Mesin kapal juga tidak mengalami kerusakan, sehingga kapal masih bisa menyala. "Hanya bocor saja. Mesin normal," terang dia.
Sekarang, kapal tersebut masih dalam perbaikan. Namun, proses perbaikan bagian yang bocor terkendala cuaca. Sebab, posisi kapal berada di area permukaan yang terbuka, sehingga angin gelombang mempengaruhi pekerjaan menutup bagian bawah kapal yang bocor. "Petugas masih terus berupaya memperbaiki," papar Edi.
Dia belum bisa memastikan kapan perbaikan selesai dilakukan. Tentu, hal itu bergantung pada kondisi di lapangan. Edi berharap, perbaikan bagian yang bocor bisa cepat selesai.
Peristiwa itu murni karena kondisi permukaan air yang tidak aman. Benda bawah air yang menjadi penyebabnya. Rusaknya bukan karena kondisi kapal maupun human error.
Kejadian itu menjadi pelajaran bagi semua kapal. Baik kapal milik TNI maupun milik swasta agar berhati-hati saat melintas di Perairan tersebut.Sehingga tidak terjadi kapal bocor karena menabrak bangkai kapal yang karam. Lokasi itu bisa diberi tanda bahaya, sehingga kapal bisa menghindar dan tidak melintas di atasnya. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Disarankan Tiru Prabowo
Redaktur : Tim Redaksi