jpnn.com - SURABAYA – Enam parpol yang tergabung dalam Koalisi Majapahit mulai mengonkretkan mekanisme pendaftaran bakal calon wali kota-wakil wali kota Surabaya.
Mereka bahkan menyebut telah memiliki calon yang layak diadu dengan pasangan incumbent Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.
BACA JUGA: Dendam Guru yang Tak Dapat Perawan Istri, Lalu Melampiaskan ke Para Siswinya
”Hari ini (kemarin, Red) konsolidasi internal persiapan,” ujar Ketua DPC PKB Surabaya Syamsul Arifin. PKB adalah satu di antara enam parpol anggota Koalisi Majapahit. Lima lainnya adalah Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Syamsul mengungkapkan, kemarin (21/7) ada pertemuan khusus di internal partai koalisi untuk membahas mekanisme pendaftaran pasangan calon. Sebelum Koalisi Majapahit memutuskan mengusung pasangan calon, tentu mereka harus menyamakan visi dan misi bersama.
BACA JUGA: Innalillahi...Gara-gara Berselfie tak Hati-hati, Ini Jenazahnya
Dia sekaligus menampik anggapan sebagian orang yang memandang Koalisi Majapahit hendak menjegal pilwali tahun ini. ”Siapa yang bilang (pilwali diundur) 2017? Kami sudah menyiapkan calon kok,” kata Syamsul.
Namun, pasangan calon yang akan diusung itu masih dirahasiakan. Mereka ingin memunculkan pasangan tersebut saat masa pendaftaran di KPU Surabaya. Yakni, pada 26–28 Juli. Tapi, bila dalam tiga hari itu hanya ada satu pasangan calon, pendaftaran akan diperpanjang selama tiga hari.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Janji Bangun Kios untuk Korban Kebakaran
Tekad bersama dari Koalisi Majapahit itu sekaligus ingin menegaskan bahwa koalisi yang dideklarasikan pada 29 Mei tersebut benar-benar solid. Enam partai politik itu punya kekuatan yang begitu besar.
Total gabungan partai tersebut memiliki 29 kursi di DPRD Surabaya. Padahal, syarat untuk mengusung calon hanya 10 kursi. Bandingkan dengan PDIP yang hanya punya 15 kursi.
Sebagaimana diberitakan, pilwali yang seharusnya dilaksanakan pada 9 Desember tahun ini terancam molor hingga 2017. Penyebabnya, Koalisi Majapahit dikabarkan tidak akan mengajukan cawali-cawawali.
Sesuai dengan aturan, bila hanya ada satu pasangan calon sampai batas waktu perpanjangan pendaftaran ditutup, pilwali akan diikutkan pada pilkada serentak berikutnya, yakni Februari 2017.
Semua partai yang tergabung dalam Koalisi Majapahit sebenarnya telah membuka pendaftaran sendiri-sendiri. Sejumlah nama pun muncul. Misalnya, Dhimam Abror, Sukoto, dan Vincentius Awey. Namun, semuanya belum final.
Sementara itu, pasangan calon yang begitu semangat untuk maju dalam pilwali terus bermunculan. Yang mulai tampil secara bersama-sama dalam satu paket adalah Antoni Bachtiar dengan Siti Rafika. Antoni adalah ketua DPC Petir Surabaya yang merupakan organisasi sayap Gerindra, sedangkan Rafika merupakan kader PAN.
Antoni menuturkan sudah menyebarkan setidaknya 20 baliho di lokasi-lokasi strategis. Pemasangan baliho itu dilakukan sebagai peneguh niat mereka untuk maju pilwali. ”Saya sudah mengajukan usul sampai DPP,” kata Antoni.
Dia menampik keras bahwa dirinya akan menjadi calon boneka alias hanya dipakai penggenap dalam perhelatan pilwali. Memang syarat minimal dalam pilwali harus ada dua pasangan calon.
”Salah itu kalau saya dianggap calon boneka. Selama ini saya berseberangan terus dengan incumbent. Mana mungkin saya mau dengan cara-cara seperti itu,” tegasnya. (jun/c7/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebaran Usai, Waspadai Pendatang Baru di Lokalisasi
Redaktur : Tim Redaksi