jpnn.com - Motif pembakaran rumah wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu yang menewaskan sang jurnalis bersama tiga keluarganya masih misteri.
Kematian Rico pun memantik berbagai reaksi, terutama dari kalangan insan pers. Terlebih setelah polisi menangkap dua tersangka.
BACA JUGA: Dokter Forensik Ungkap Fakta Penyebab Kematian Wartawan yang Dibakar di Karo
"Dibakar. Rumah wartawan Rico Sempurna Pasaribu dibakar. Bukan terbakar," ucap Dahlan Iskan dalam esai berjudul Rico Pasaribu, Disway edisi Selasa (9/7).
Dua pelaku pembakaran rumah Rico sudah ditangkap, salah satunya sopir angkot. Tinggalnya dekat terminal Kabanjahe, Karo, Sumut.
BACA JUGA: Pembakar Rumah Wartawan di Karo Ditangkap Polisi, Pangdam I Bukit Barisan Berkata Begini
"Rumah itu sekitar lima kilometer dari rumah yang dibakar," kata Dahlan melalui esainya.
Satu pelaku lagi, orang Medan tetapi tinggal di Kabanjahe. Pekerjaannya kuli serabutan. Rumah kosnya yang di Kabanjahe juga sekitar lima kilometer dari rumah yang dibakar.
BACA JUGA: Pembakar Rumah Wartawan yang Menewaskan 4 Orang di Karo Terungkap, 2 Pelaku Ditangkap
Kapolda Sumut Komjen Agung Setya Imam Effendi kemarin ke Kabanjahe. Dia sendiri yang mengumumkan kepada wartawan di Karo: bahwa rumah Rico dibakar, bukan terbakar.
Menurut Dahlan, Marko Sembiring Keloko, wartawan Pos Metro Medan di Karo hadir saat konferensi pers Kapolda Komjen Agung itu.
"Marko dan para wartawan di Karo masih penasaran: kapolda masih belum mengatakan apa motif pembakaran rumah wartawan miskin tersebut," tulisan Dahlan.
Komjen Agung sendiri hanya menyampaikan bahwa motif pembakaran itu masih didalami. Pada saatnya bakal dijelaskan kepada publik.
"Satu orang lagi kini masih dalam pemeriksaan," Dahlan mengutip ucapan Komjen Agung.
Dahlan menyebut Marko sendiri menduga satu orang yang masih dalam pemeriksaan itu adalah bos yang membayar juru bakar. Atau suruhan orang yang membayar.
"Bisa juga perantara dari perantaranya perantara orang yang membayar," lanjut Dahlan menggambarkan kecurigaan Marko.
Konon pembakaran itu sudah diatur agar tidak ada penghuni rumah yang selamat. Caranya: pertalite disiramkan di sekeliling rumah.
Toh, ukurannya hanya 3 x 4 meter. Bahkan, menurut Marko, hanya 2,5 x 4 meter. Api pun berkobar di segala arah. Setidaknya seisi rumah sulit bernapas dulu.
"Meski polisi masih perlu waktu menggali motif pembakaran itu para wartawan di Karo sudah memastikan: terkait dengan berita yang ditulis Rico habis-habisan soal judi, narkoba, dan para backing-nya," tutur Dahlan melalui esai tersebut.
Dugaan itu dinilai beralasan. Sebab, Rico tidak ada urusan dengan sopir angkot dan kuli serabutan.
Wartawan di Karo pun salut pada kegigihan polisi yang berhasil mengungkap bahwa rumah Rico sengaja dibakar.
Wartawan di Karo akan berkumpul lagi Kamis lusa. Mereka akan memberikan apresiasi kepada Polres Tanah Karo, sambil menuntut agar motifnya segera diungkapkan.
"Mereka ingin tahu siapa dalang pembakaran rumah wartawan itu," ujar Dahlan.
Para wartawan Karo merasa tidak sia-sia terus berjuang di belakang Rico.
Kamis lalu mereka menggelar "Malam 1000 Lilin". Lokasinya di dekat rumah yang dibakar. Acara dimulai pukul 20.00 dan baru berakhir pukul 23.00. Yang hadir hampir seribu orang karena masyarakat juga ikut serta.
Wartawan hebat tidak harus lahir dari media yang hebat. Contohnya Rico, wartawan TribrataTV.com.
Dengar nama Tribrata, kesannya seperti medianya kepolisian. Tetapi bukan. Itu murni swasta. "Nama Rico kini jauh lebih besar dari medianya," ujar Dahlan Iskan.(disway/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam