jpnn.com - jpnn.com -Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak terima dengan sikap Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) maupun kuasa hukumnya Humprey Djemat.
SBY tak sudi, namanya dibawa-bawa dalam persidangan kasus dugaan penistaan agama, Selasa (31/1) kemarin. Apalagi dalam persidangan, terkesan disebut-sebut sebagai dalang dari mengemukanya kasus Ahok, dengan sebelumnya menghubungi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Ma'ruf Amin, agar lembaga keagamaan tersebut segera mengeluarkan fatwa terkait ucapan Ahok soal Surah Almaidah ayat 51.
BACA JUGA: Seskab: Kalau Pak SBY Mau Bertemu Pak Jokowi...
"Sebelumnya, Partai Demokrat dituduh menggerakkan massa aksi damai. Saya dituduh juga menunggangi aksi damai (Bela Islam) dan belakangan dituduh menyuruh membom Istana, di mana saya (pernah,red) tinggal sepuluh tahun," ujar SBY saat menggelar konferensi pers di Kantor DPP PD, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (2/1).
Tudingan-tudingan tersebut menurut Presiden ke-6 RI ini merupakan fitnah yang tidak berdasar. Karena itu dia merasa perlu menjelaskan secara gamblang pada seluruh rakyat Indonesia.
BACA JUGA: Inilah Penjelasan SBY soal Telepon ke KH Maruf Amin
"Sebagai manusia biasa, saya tentu ingin menyampaikan perasaan saya, bahwa itu semua tidak benar. Sayang sekali saya belum punya kesempatan (bertemu,red) dengan presiden kita Bapak Jokowi," ucap SBY.
Menurut SBY, kalau bisa bertemu dengan Jokowi, dirinya akan bicara secara blakblakan. Selain itu, dia juga ingin bertanya, siapa yang memberi informasi kepada presiden, bahwa SBY yang menunggangi aksi 4 11, mendanai, dan pemboman dan juga kasus dugaan makar.
BACA JUGA: SBY Kutip Omongan Bung Karno: Ini Dadaku, Mana Dadamu!
"Saya ingin klarifikasi dengan niat baik dan tujuan baik, supaya tidak menyimpan praduga perasaan enak tidak enak, atau saling bercuriga. Beliau presiden kita, saya juga pernah memimpin negeri ini sebelum beliau. Karena itu bagus kalau bisa bertemu apa yang terjadi, apa yang beliau dengar," pungkas SBY. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Keenam RI Mohon Keadilan, Haknya Dinjak-injak
Redaktur & Reporter : Ken Girsang