Siapa pun yang Terpilih Jadi Presiden, Luhut Binsar Tak Diizinkan Menjadi Menteri

Rabu, 14 Februari 2024 – 14:55 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan dan sang istri Devi Simatupang mengambil surat suara di TPS 14 Desa Cemagi, Kecamatan Mengwi, Badung, Bali, Rabu (14/2/2024). ANTARA/Naufal Fikri Yusuf

jpnn.com, BADUNG - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak lagi memiliki keinginan untuk menjadi menteri jika ditawari oleh presiden terpilih pada Pemilu 2024.

Luhut mengaku tidak mendapatkan restu dari sang istri Devi Simatupang.

BACA JUGA: Kelar Mencoblos, Bimbim Slank dan Keluarga Acungkan Salam Metal

Meskipun demikian, Luhut mengaku bersedia apabila diminta hanya untuk memberikan saran oleh presiden yang terpilih nantinya.

"Enggak, kalau saya jadi menteri cukuplah. Istri saya sudah tidak setuju saya menteri lagi. Kalau beri saran-saran iya," katanya seusai mencoblos di TPS 14 Desa Cemagi, Badung, Bali, Rabu.

BACA JUGA: Bantah Luhut, Tim Anies-Muhaimin Dorong Pembatasan Produksi Nikel

Luhut Panjaitan sendiri dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagramnya dan terkonfirmasi mengaku mendukung Pasangan Calon Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Seusai memberikan suaranya di TPS 14 Desa Cemagi, Badung, Bali, Luhut optimistis pasangan calon yang diusungnya bakal menang dalam pemilu bahkan dalam satu putaran.

BACA JUGA: Tanggapi Luhut Pandjaitan, Timnas AMIN Ajak Masyarakat Tidak Takut Perubahan

"Kita sudah lihat survei-survei saja. Kalau saya pikir ya satu putaran," kata Luhut menjawab pertanyaan wartawan terkait dengan prediksinya dalam Pemilu 2024.

Adapun alasan Luhut mendukung Paslon 02 Prabowo-Gibran karena program kerja keduanya dianggap melanjutkan program kerja yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dan Maruf Amin.

"Karena saya ingin keberlanjutan, karena saya tahu persis kalau tidak keberlanjutan, maka ekonomi kita ya jadi seperti yoyo. Karena ingat, bonus demografi generasi kamu itu akan habis pada tahun 2030-an. Jadi kita harus sadar betul itu, nggak boleh main-main, waktu tidak banyak," katanya.

Menurutnya, banyak keberhasilan yang diraih oleh pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi meskipun ada pula hal-hal yang belum selesai dilakukan karena keterbatasan masa jabatan presiden. Karena itu, butuh presiden yang memiliki visi seperti Presiden Jokowi.

"Jadi, keberlanjutan dari apa yang dibuat Pak Jokowi tentu ada penyempurnaan di sana sini karena nggak mungkin juga itu selesai satu presiden, bisa dua tiga presiden baru selesai," katanya. (antara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Heboh Video Porno Pelajar Wanita Tulungagung, Polisi Selidiki Penyebarnya


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler