jpnn.com, KEDIRI - DPP LDII menggelar Diklat Kader Kesehatan dan Manajemen Poskestren di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri diikuti oleh pesantren se-Indonesia secara tatap muka dan online pada Minggu (27/11/2022).
Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan upaya LDII menyiapkan generasi penerus dengan sumber daya manusia (SDM) yang profesional religus.
"Fokus LDII menyiapkan generasi penerus profesional religius untuk menyambut bonus demografi 2035 dan Indonesia Emas 2045," ungkapnya.
BACA JUGA: Wakil Ketua MPR dan LDII Minta Ketulusan Para Pejuang Terus Digaungkan
Chriswanto menjelaskan muaranya adalah sumber daya manusia (SDM) yang dipersiapkan LDII, menuju kualitas manusia seutuhnya.
Pondok pesantren menjadi mitra strategis DPP LDII dalam menyiapkan generasi muda yang profesional religius.
BACA JUGA: Kapolda Perintahkan Penyidik Usut Pencopotan Label Gereja di Tenda Pengungsi Gempa Cianjur
"Untuk itu aspek kesehatan para santri menjadi bagian penting,” ujar Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso.
Pada kesempatan itu, Ketua Ponpes Wali Barokah KH. Sunarto mengatakan diklat kader Kesehatan dan manajemen Posketren sangat penting.
BACA JUGA: Kepala Sopir Truk Bolong Ditembak Bandit, Kapolda Sumsel Ungkap Soal Senjata, Ternyata
Menurutnya, diklat tersebut merupakan upaya koordinasi DPP LDII dengan pihak ponpes yang dinaunginya, untuk meningkatkan kualitas SDM dan manajemen Posketren.
“SDM Posketren memiliki pengetahuan yang tidak merata butuh standarisasi pengetahuan. Pelatihan ini sangat penting, untuk diseminasi atau percontohan di luar Ponpes Wali Barokah,” ujarnya.
Selain itu, lingkungan ponpes yang terdiri dari beragam santri berlatar budaya yang berbeda-beda, bisa memahami masalah Kesehatan secara pribadi.
“Dengan demikian bisa meminimalkan penyebaran penyakit di kalangan santri, bila terjadi wabah atau ada santri yang sakit,” tutur KH. Sunarto.
Sebagai tindak lanjut pelatihan, menurut Ketua DPP LDII Koordinator Bidang Pengabdian Masyarakat (Penamas) Rubiyo, acara tersebut diteruskan pada level DPW, DPD, pondok-pondok pesantren dan sekolah.
“Tidak selesai di sini. Membangun tata kelola manajemen poskestren, berarti membangun sendi-sendi kehidupan,” ujarnya.
Ketua Departemen Pengabdian Masyarakat Muslim Tadjuddin Chalid saat memberikan materi diklat mengatakan, salah satu hal penting dalam ilmu kesehatan yang perlu dipahami adalah “Bantuan Hidup Dasar”.
“Kejadian kegawatdaruratan tidak dapat diprediksi, dan dapat terjadi di mana saja, dan kapan saja,” ujarnya.
“Bantuan Hidup Dasar” merupakan serangkaian usaha awal untuk mengembalikan fungsi pernapasan dan atau sirkulasi pada seseorang yang mengalami henti napas dan atau henti jantung.
Acara tersebut dilaksanakan secara hybrid dengan studio utama di Ponpes Wali Barokah Kediri. Diikuti oleh anggota Biro Pengabdian Masyarakat (Penamas) DPW LDII, anggota Bagian Penamas DPD LDII, para pengasuh ponpes, pengurus Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren), santri husada, dan tenaga medis LDII se-Indonesia melalui 200-an titik studio mini.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Muhammad Amjad