jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto meminta generasi muda untuk bisa menjaga semangat kemerdakaan yang sudah diwariskan para pendahulu bangsa.
Hal tersebut dia sampaikan saat mengunjungi kantor DPP LDII, Jakarta, Minggu (13/11).
BACA JUGA: Pangkostrad Ajak LDII Berkolaborasi Atasi Permasalahan Air Bersih di Indonesia
Menurut dia, keteladanan yang dapat diambil dalam peringatan Hari Pahlawan adalah ketulusan dan keikhlasan para pejuang.
"Ketulusan dan keikhlasan inilah yang membuat para pahlawan bisa membangun bangsa dan merdeka. Tak hanya itu, setelah merdeka, rakyat Indonesia khususnya Surabaya bersatu mengusir para penjajah Inggris," kata dia dalam siaran persnya, Minggu.
BACA JUGA: Soal Tragedi Stadion Kanjuruhan, Ketum LDII Ajak Insan Sepak Bola Evaluasi Diri
Dia menambahkan generasi penerus Indonesia juga bisa berkontribusi untuk bangsa.
"Untuk itu, ketulusan dan keikhlasan ini terus digaungkan kepada generasi muda Indonesia, agar tidak mudah terpengaruh dalam berita yang mengarah ke adu domba," ungkap pria kelahiran Bengkulu itu.
BACA JUGA: Menenggak Miras Sebelum Membunuh Jemaah LDII, UA Terancam Hukuman Mati, Ini Orangnya
Pada kesempatan lain, Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro (Undip) Singgih Tri Sulistiyono mengatakan pertempuran rakyat Surabaya melawan para penjajah pada 10 November 1945, menjadi episode penting sejarah bangsa Indonesia.
“Indonesia yang baru saja merdeka harus berhadapan dengan pasukan elite Inggris,” ungkap Singgih yang juga Ketua DPP LDII itu.
Singih menyebut peristiwa 10 November menjadi hal positif, karena rakyat Indonesia mampu menghadapi Inggris, yang memiliki pasukan dan senjata lengkap baik darat, laut, dan udara.
"Apalagi, saat menghadapi Belanda yang sewaktu-waktu datang ke Indonesia. Maka, rakyat Indonesia lebih mampu lagi untuk berhadapan dengan negara kincir angin itu," ujarnya.
Selain itu, pertempuran Surabaya 10 November juga bisa memberikan semangat baru untuk para pejuang Indonesia.
"Peristiwa itu juga menunjukkan pentingnya para tokoh agama, seperti KH. Hasyim Asyari yang menyampaikan maklumat mengenai jihad. Yang sekarang diabadikan sebagai Hari Santri setiap 22 Oktober 1945," tuturnya.
Dia menyebut para pahlawan sudah mengorbankan apa yang mereka punya. Sebagai generasi penerus, masyarakat harus meneruskan perjuangan di masa sekarang.
"Para generasi penerus diharapkan bisa merealisasikan cita-cita dan amanah dari pejuang. Yakni, tetap merdeka dan mengisi kemerdekaan untuk masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera," pungkasnya. (cuy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPIP Ajak Masyarakat jadi Pahlawan Masa Kini dengan Bangga Terhadap Produk & Budaya Lokal
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan