Siapkan Penelitian Dampak GMT pada Candi Borobudur

Selasa, 08 Maret 2016 – 12:12 WIB
Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Foto: Radar Kedu/JPG

jpnn.com - MAGELANG - Peristiwa gerhana matahari total (GMT) besok (9/3) ternyata membuat Balai Konservasi Borobudur (BKB) merasa perlu menyiapkan penelitian khusus. BKB akan meneliti dampak GMT pada bebatuan Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Kepala BKB Marsis Sutopo mengatakan, Candi Borobudur memiliki hubungan erat dengan bidang astronomi. Hal ini setidaknya dapat dilihat dari gambar relief yang terpasang di dinding candi Buddha itu.

BACA JUGA: Ini Rincian Jumlah PNS Tamatan SD, SMP, SMA

Kala pembangunan Candi Borobudur dulu, diperkirakan tidak hanya untuk kegiatan keagamaan Buddha saja. Sebab, bisa  Borobudur juga menjasi penanda musim.

“Misalnya, ketika matahari persis di atas stupa. Bisa saja, nenek moyang zaman dulu menandainya sebagai musim pertanian atau apa,” katanya seperti dikutip Radar Kedu (JPNN Group).

BACA JUGA: Riau Tetapkan Siaga Darurat

Marsis menjelaskan, di Borobudur terdapat satu relief bergambar tujuh bintang dan matahari. Relief itu menggambarkan seseorang dengan latar belakang matahari dan tujuh bintang.

“Hal ini juga setidaknya menggambarkan nenek moyang dulu tahu tentang astronomi. Tujuh bintang ini ada artinya,” ungkap Marsis.

BACA JUGA: Ya Ampun! Tega Benar Ayah Satu Ini Injak-Injak Putrinya

Karenanya, BKB telah menyiapkan tim peneliti. Nantinya, kajian tim peneliti itu tidak secara material atau fisik. Tapi, kajian terkait rona Candi Borobudur terhadap gerhana matahari.

“Candi Borobudur di sisi timur, selalu kesorot sinar matahari secara penuh. Tapi, nanti kalau terjadi gerhana matahari; apakah berpengaruh atau tidak, itu yang dikaji,” katanya.

Ia menambahkan, penelitian itu dengan menggunakan teknologi fotografi. Bangunan candi yang terkena cahaya akan difoto. Pemotretan dilakukan sebelum dan sesudah terkena sinar matahari.

“BKB mengkaji fenomena gerhana apa yang berpengaruh terhadap Candi Borobudur. Hasil ini tidak bisa langsung diketahui, tapi membutuhkan waktu,” katanya.

Sedangkan Kepala Seksi Pelayanan Konservasi BKB, Iskandar M. Siregar mengatakan, gerhana matahari di wilayah Jateng, diperkirakan hanya kebagian sekitar 80 hingga 83 persen. Gerhana muncul pada Rabu (9/3) pada pukul 06.20-08.35. Sementara puncak gerhana persis pada pukul 07.24.

“Pemantauan gerhana matahari ini juga bertepatan dengan 25 tahun Candi Borobudur ditetapkan sebagai warisan dunia oleh Unesco,” tuturnya.(vie/isk/JPG/ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sudah 5 Tahun Keluarga Ini Tinggal di Kandang Ayam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler