Sidang Doktoral di UI Soal Transformasi Partai, Eddy Soeparno Dapat Nilai Cumlaude

Kamis, 12 Desember 2024 – 15:15 WIB
Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno (tengah) setelah menjalani sidang terbuka Program Studi Ilmu Politik di Ruang Auditorium Juwono Sudarsono Gedung F, FISIP UI, Depok, Kamis (12/12). Aristo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno memperoleh cumlaude dengan nilai 3,84 dan berhak menyandang gelar Doktor Ilmu Politik dari Universitas Indonesia (UI).

Eks Sekjen PAN itu memperoleh nilai dan gelar setelah menjalani sidang terbuka Program Studi Ilmu Politik di Ruang Auditorium Juwono Sudarsono Gedung F, FISIP UI, Depok, Kamis (12/12).

BACA JUGA: Eddy Soeparno Tegaskan Komitmen Prabowo Wujudkan Ketahanan Energi

Diketahui, Eddy membawa disertasi berjudul Transformasi Perubahan Partai di Indonesia: Studi Kasus Partai Amanat Nasional Periode 2016-2022 dalam sidang terbuka.

Menurut dia, penelitiannya menyinggung soal transformasi PAN yang sebelumnya partai ideologis ke pragmatis.

BACA JUGA: Pejabat Komdigi Lindungi Judol, Eddy Soeparno: Merusak Generasi Muda

"Penelitian ini berargumentasi bahwa PAN telah bertransformasi dari partai ideologis-konfrontatif yang berfokus pada kebijakan (policy-seeking) menjadi partai pragmatis-kooperatif yang berorientasi pada perolehan suara dan jabatan (vote & office seeking),” kata Eddy, Kamis.

Wakil Ketua Umum PAN itu mengungkapkan penelitian yang dilakukannya mengacu perubahan politik partai berkelir biru itu pada 2016-2022.

BACA JUGA: Eddy Soeparno Dukung Diplomasi Prabowo Membangun Kolaborasi Global Hadapi Krisis Iklim

Eddy mengatakan PAN pada 2016 menjadi partai pendukung Jokowi, tetapi pada 2019 berbelok arah dengan mendukung Prabowo.

Dia mengatakan posisi politik PAN kembali berubah setelah pelaksanaan pilpres 2019 dengan partai yang berdiri pada 1998 itu kembali menjadi bagian pendukung Jokowi.

"Terdapat kritik-kritik atau critical juncture dalam perjalanan sejarah yang transformasi PAN kepada trajektorinya hari ini," katanya.

Eddy mengatakan perubahan politik PAN sebenarnya dilakukan demi beradaptasi terhadap lingkungan politik dan keberlangsungan partai atau party continuity.

“Dalam penelitian saya ditemukan faktor faktor yang mendorong terjadinya perubahan PAN sepanjang periode penelitian seperti pengaruh sistem presidensialisme-multipartai di Indonesia, kebangkitan dan kemudian meredupnya gerakan populisme Islam, dan perubahan kepemimpinan di internal partai,” ujar dia.

Eddy menjamin penelitiannya terhadap perubahan arah politik PAN mengedepankan akademik dan tidak terpengaruh afiliasi pilihan pribadi.

"Ini penting untuk memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan integritas akademik yang tinggi dan tidak terpengaruh oleh afiliasi politik pribadi," ujarnya.

Adapun, Eddy dalam sidang promosinya diuji empat profesor dari kampus maupun luar kampus, yakni Dr. Sri Budi Eko Wardani, Dr. Huriyyah, Meidi Kosandi, Ph. D, dan Dr. Mada Sukmajati dari UGM.

Sementara itu, Sidang Terbuka Promosi Doktor dipimpin oleh Prof. Adrianus Eliasta Meliala, Ph.D dan dihadiri Promotor Prof. Aditya Perdana dan Kopromotor Prof. Lili Romli.

Hadir juga dalam acara tersebut Ketua Umum PAN sekaligus Menko Bidang Pangan Zulkifli Hasan, Ketua MPR RI Ahmad Muzani beserta para Wakil Ketua MPR RI, Wamendagri Bima Arya Sugiarto, Wamen Transmigrasi Viva Yoga Mauladi, Sekjen PAN Eko Patrio, dan Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay. (ast/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler