Sidang Umum PBB: Pemimpin Lain Serukan Persatuan, Presiden Venezuela Malah Ajak Musuhi Amerika

Kamis, 24 September 2020 – 13:17 WIB
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Foto: AFP

jpnn.com, NEW YORK - Berbeda dengan pemimpin-pemimpin lain yang menyerukan persatuan, Presiden Venezuela Nicholas Maduro malah mengajak negara-negara di Sidang Umum PBB untuk memusuhi Amerika Serikat.

Maduro mengatakan bahwa perlawanan seharusnya juga dilakukan terhadap sanksi AS pada sekutu-sekutu Venezuela, seperti Kuba, Nikaragua dan Suriah.

BACA JUGA: Terlibat Upaya Kudeta di Venezuela, Dua Warga Amerika Kena Batunya

Pemerintahan Trump meningkatkan sanksi terhadap Venezuela dalam dua tahun terakhir sebagai bagian dari ikhtiar melengserkan Maduro yang dituduh korup, melanggar hak asasi manusia dan melakukan kecurangan untuk terpilih kembali sebagai presiden pada 2018.

Maduro menghadapi keruntuhan ekonomi selama enam tahun di negaranya, yang pernah makmur sebagai anggota pengekspor minyak itu.

BACA JUGA: Maduro Usir Dubes Uni Eropa dari Venezuela, Pesawatnya Sudah Disiapkan

Kalangan oposisi dan sebagian besar ekonom menganggap keambrukan ekonomi Venezuela itu diakibatkan oleh kebijakan-kebijakan ekonomi yang terlalu dicampuri pemerintah.

Partai sosialis yang berkuasa di Venezuela menyalahkan sanksi-sanksi itu sebagai (sumber) kesengsaraan negara itu.

BACA JUGA: Venezuela Negara Kebanggaan Kaum Kiri, Kini Jual BBM Sesuai Harga Pasar

"Kita harus menuntut penghentian semua langkah pemaksaan sepihak, semua sanksi yang tak berdasar, dan membiarkan rakyat kami menjalankan hak-hak mereka sendiri," kata Maduro dalam pernyataannya.

Kuba dan Nikaragua kini merupakan dua dari para sekutu Maduro yang masih tersisa di Amerika Latin, setelah para pemimpin yang condong ke kiri tak berkuasa di negara-negara seperti Brazil dan Ekuador.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump membatalkan rujuk dengan Havana, musuh lama Perang Dingin Washington, yang diupayakan oleh pendahulunya, Barack Obama.

Pemerintahan Trump juga mengenakan sanksi terhadap individu-individu dan perusahaan-perusahaan Nikaragua sebagai balasan atas apa yang disebutnya sebagai korupsi dan represi di bawah Presiden Daniel Ortega. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler