jpnn.com - POLSEK Sukolili, Surabaya terus mendalami kasus tewasnya dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr drh Ngakan Ketut Laba Mahaputra MSc di gedung Institut Teknologo 10 Nopember Surabaya (ITS) Kamis (24/9) petang lalu. Polisi menduga guru besar Unair itu mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
Apalah ada luka bekas tindak kekerasan di tubuh korban? Kapolsek Sukolilo Kompol Noerijanto menyatakan hasil pemeriksaan menunjukkan, sama sekali tidak ditemukan bekas tindak kekerasan di tubuh korban.
BACA JUGA: SMS Guru Besar Unair Sebelum Tewas: Papa Pamit, di Mobil Ada Terpal Bungkus Jenazah, Maafkan...
Tak hanya itu, kata Noerijanto, dalam kejadian itu, tidak ada satu pun saksi.
Polisi bahkan tidak menemukan sidik jari selain milik Laba di handphone-nya. ''Dengan bukti-bukti itu, bisa dipastikan Laba meninggal karena bunuh diri. Tidak ada penyebab lain,'' tegasnya.
BACA JUGA: Innalillahi... Idul Adha Kepala Dusun Sembelih Satu Warganya
Seperti diberitakan sebelumnya, beberapa saat sebelum meninggal Ketut Laba mengirim SMS kepada keluarganya. Isinya, ''Papa pamit, di mobil ada terpal, bungkus jenazah. Masuk mobil dan bawa pulang. Maafkan.''
Nah, hal itulah yang memperkuat bukti bahwa korban melakukan tindakan bunuh diri.
BACA JUGA: Terkepung, Perampok Berniat Lompat dari Lantai Empat
Meski telah memastikan kematian Laba akibat bunuh diri, polisi tetap meneruskan penyelidikan. Mereka mencari kemungkinan adanya kejanggalan di lokasi kejadian. Polisi juga menyayangkan sikap keluarga yang cenderung tertutup. ''Kejadian seperti ini bukan yang pertama. Kami tetap memeriksa lebih lanjut,'' katanya. (lyn/fat/mas)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Remaja Cacat Mental Itu Digarap Habis setelah Tiga Hari Berkenalan
Redaktur : Tim Redaksi