jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto menyebut perokok lebih riskan terjangkiti coronavirus disease 2019 (Covid-19) ketimbang orang yang tidak mengisap rokok.
"Seorang perokok terjadi infeksi Covid-19 hampir dua atau lima kali lebih tinggi. Itu ada studinya," kata Agus dalam keterangan resminya melalui kanal BNPB Indonesia di YouTube, Rabu (12/8).
BACA JUGA: Isu Perokok Kebal Corona, WHO Tuding Media Pelintir Hasil Riset
Lebih lanjut Agus menjelaskan empat alasan yang membuat perokok riskan terjangkiti Covid-19. Pertama adalah adanya Reseptor ACE2 dalam tubuh seorang perokok.
Dia menjelaskan, Reseptor ACE2 merupakan tempat bagi virus SARS COV2 di saluran nafas atau organ lain di tubuh manusia.
BACA JUGA: Penelitian di Prancis Ungkap Manfaat Nikotin untuk Atasi COVID-19
"Reseptor ACE2 di seorang perokok jumlahnya lebih banyak daripada yang bukan perokok. Itu ada studinya dan studi itu sudah terbukti berdasarkan pemeriksaan patologi dari jaringan seorang perokok," ungkap Agus.
Alasan kedua adalah efek rokok pada imunitas. Agus menjelaskan, asap rokok terbukti menganggu proses migrasi sel-sel tubuh melawan infeksi virus.
BACA JUGA: Mengungkap Bahaya Nikotin dan Tar pada Rokok
"Kemudian migrasi dari sel imunitas akan menurun. Akibatnya ketika terinfeksi akan terjadilah kondisi yang lebih luas dan cenderung berat termasuk dalam kasus Covid-19," ujar dia.
Adapun alasan ketiga menyangkut penyakit penyerta atau komorbiditas yang dihasilkan dari rokok. Seseorang perokok bisa saja terkena komorbiditas, yakni hipertensi, sakit paru, hingga kanker.
Di sisi lain, kata dia, Covid-19 sebagian besar menyerang orang dengan komorbiditas. Studi menunjukkan banyak pasien dengan komorbiditas terjangkiti Covid-19.
"Akibatnya ketika seorang perokok memiliki komorbiditas, akhirnya memudahkan terjadi Covid-19. Jadi ada dampak tidak langsung dari rokok, komorbid, kemudian Covid-19," ungkap dia.
Alasan terakhir berkaitan dengan kebiasaan para perokok tidak mencuci atau membersihkan tangan sebelum memegang rokok atau korek api.
"Ini yang menjadikan transmisi bahwa tangan belum tentu bersih, memegang rokok, mengisap. Nah, itu transmisi meningkat dan meningkatkan risiko virus melalui transmisi melalui tangan. Itulah yang menjelaskan kenapa seorang perokok meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19," pungkas dia.(ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan