Silakan Jika Intel Mau Melaporkan, Mas Yustinus Singung Pihak Punya Obsesi Berlebihan

Senin, 27 November 2023 – 21:12 WIB
Ketua Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Yustinus Prastowo menyampaikan kata sambutan pada 'Forum Lintas Generasi: Mari Bersuara, Jujur dan Jernih' di STF Driyarkara, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023). Foto: YouTube/Driyarkara School of Philosophy

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Ikatan Alumni Sekolah Tinggi Filsafat (STF) Driyarkara Yustinus Prastowo mengajak semua kalangan mencegah pihak tertentu yang merasa paling bisa mengantar Indonesia menuju kesejahteraan dan kemakmuran.

Menurut mantan amtenar yang kini menjadi juru bicara Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani itu, ada pihak yang mau bernegara tanpa memperhitungkan moral dan etika.

BACA JUGA: Mengopi Bareng, Jusuf Hamka-Stafsus Menkeu Sepakat Berdamai

Yustinus menyatakan hal itu saat menghadiri 'Forum Lintas Generasi: Mari Bersuara, Jujur dan Jernih' di STF Driyarkara, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).

Pendiri Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) itu menyatakan saat ini merupakan awal yang tepat untuk mulai menyusun gerakan moral yang bisa menggelinding menjadi bola salju untuk mencegah keburukan lebih besar terjadi.

BACA JUGA: Petarung, Bu Mega Ajak Pendukung Ganjar-Mahfud Melawan Pihak Baru Berkuasa Bergaya Orba

“Ini menjadi panggilan bagi kita semua untuk terlibat. Kalau bukan kita, siapa lagi,” ujar Yustinus.

Pria asal Gunungkidul, Yogyakarta, itu menambahkan tantangan saat ini ialah mengajak generasi milenial dan gen Z untuk terlibat.

BACA JUGA: Anggap Upaya Mengusung Gibran Hanya Gincu Elite, Sejumlah Orang Muda Bikin Maklumat

Menurut Yustinus, generasi milenial maupun gen Z bukanlah kalangan yang pantas diremehkan.

“Jangan pernah underestimate (meremehkan, red) mereka yang seolah-olah hanya senang yang lucu-lucu. Itu sangat merendahkan mereka,” katanya.

Menurut Yustinus, justru para milenial dan gen z di STF Driyarkara paling bersemangat untuk ambil bagian dalam upaya itu.

“Kalau di sini kebetulan ada intel yang hadir, tolong nanti dilaporkan kepada atasannya plus satu catatan tentang pentingnya memasukkan moralitas dan etika sebagai variabel dalam kita bernegara,” pinta Yustinus.

Lebih lanjut Yustinus mengatakan saat ini dirinya dalam posisi membantu pemerintah. Namun, hal itu tidak menghalanginya mengkritisi praktik lancung di pemerintahan.

Yustinus menegaskan tidak sulit bagi pemerintah untuk bekerja dengan baik. Saat ini pun masih banyak birokrat dan pegawai yang memiliki hati nurani tulus untuk bekerja sebagai abdi negara.

“Sebenarnya sederhana menjadi abdi negara itu, tidak ikut-ikutan nyolong, tidak ikut-ikutan mencuri, mau bekerja melayani rakyat, dan saya menyaksikan banyak sekali birokrat, pegawai, yang punya hati nurani yang tulus, yang baik seprti itu,” katanya.

Namun, Yustinus juga mengharapkan para abdi negara yang bekerja dengan baik dan tulus itu tidak dirusak oleh pihak tertentu yang memiliki obsesi berlebihan soal kekuasan.

Alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) itu menduga ada pihak yang punya obsesi berlebihan untuk mengantar rakyat kepada kesejahteraan, kemakmuran, bahkan Indonesia Emas 2045.

Menurut Yustinus, obsesi itu bagus jika didasari niat mulia.

“Hanya saja, jangan pernah beranggapan hanya dirinya yang mapu dan sanggup mengantarkan itu. Ini mesti menjadi kerja kolektif, kerja bersama,” katanya.(jpnn.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Filsafat Sains


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler