jpnn.com, BALI - Sudah ada rencana wisata akhir tahunan 2017 belum? Silakan ke Bali, mumpung ada banyak program diskon yang terbilang fantastik di sana. Menpar Arief Yahya menyebut Bali oke, kecuali di radius 8-10 km dari pusat erupsi.
“Pak Menkomar Luhut B Pandjaitan sudah merilis 15 Desember lalu, bahwa status awas itu hanya ada di seputar 8-10 km. Hanya dua persen dari wilayah Bali. Selama ini persepsi yang terbangun, seluruh Bali, sekarang kita luruskan, Bali oke, kecuali yang zona merah itu,” jelas Arief Yahya.
BACA JUGA: Kemenpar Yakin Banyak Desa Mendunia Seperti Penglipuran
Nah, bagi yang sudah booking ke Bali akhir tahun, silakan eksplorasi destinasi bernuansa tradisional Bali tempo. Silakan ke Penglipuran Village Festival 2017 mulai 19-30 Desember 2017.
Event yang dibesut Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini juga akan memberikan eksotisnya panorama dan lingkungan Desa Penglipuran, selain beragam industri kerajinan tangannya juga potensi lainnya.
BACA JUGA: Menpar Arief Yahya: Silakan Menikmati Akhir Tahun di Bali
Penglipuran Village Festival akan jadi epic pengantar wisatawan menuju perayaan Tahun Baru 2018. Berada di wilayah Desa Pekraman Penglipuran, Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, wisatawan pun akan diajak flash back menikmati kehidupan masyarakat Bali jaman dulu.
Namun, tetap saja kompetensi daerah saat ini ditonjolkan. Digelar dengan durasi waktu yang panjang, festival ini menyajikan pameran (produk kerajinan, kuliner, pertanian) juga beragam jenis lomba tari tradisional sampai kontemporer.
BACA JUGA: Batam International Culture Carnival Bius Wisman Crossborder
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Yuniartha Putra menerangkan, festival ini menjadi miniatur Bali seutuhnya.
“Sajian dalam festival ini sangat lengkap. Unsur tradisional ada dan yang modern ada pula. Melibatkan potensi lain, festival ini menjadi gambaran miniatur Bali. Sebab, perekonomian Bali itu disusun oleh tiga pilar besar seperti pertanian, industri kecil, dan pariwisata. Ketiga elemen itu akan ditampilkan semua di Penglipuran Village Festival. Momennya tepat, mau Tahun Baru. Jadi, sayang kalau dilewatkan begitu saja,” ungkap pria yang biasa disapa Agung itu.
Menjelang Tahun Baru 2018, Bali memang menyiapkan banyak event besar. Kondisi ini dipermudah dengan kondisi Gunung Agung yang sangat kondusif. Harapan menjadi magnet penarik wisatawan pun semakin besar lantaran Bandara Ngurah Rai sudah menerima tambahan 477 penerbangan dengan total 80 ribu kursi, Senin (18/12).
Agung pun menambahkan, dengan durasi festival yang panjang diharapkan wisatawan tertarik datang dan tinggal lebih lama khsusnya di wilayah Penglipuran. Sebab, dengan kedatangan wisatawan diharapkan roda perekonomian masyarakat kembali berputar cepat.
“Semua sangat kondusif dan aman. Festival ini dijamin sangat menarik. Kami berharap Penglipuran bisa menarik banyak wisatawan, sama seperti festival yang digelar sebelumnya di daerah lain. Dengan begitu maka akan baik untuk menaikan kesejahteraan masyarakat. Yang jelas, festival ini sangat unik dan kental dengan nuansa tradisi masyarakat Penglipuran yang terus dilestarikan,” lanjutnya.
Bila mengacu kepada Pemuteran Bay Festival 2017 yang ditutup Sabtu (16/12), event yang digelar di Teluk Pemuteran, Buleleng, mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan sampai 40 persen. Digelar selama empat hari, Pemuteran Bay Festival berhasil menarik kunjungan 15 ribu wisatawan.
Kembali memupuk asa di Penglipuran, festival ini memang akan menyuguhkan beragam tradisi yang turun temurun tetap dipertahankan. Hampir 40 persen luas wilayah ditumbuhi hutan bambu, warga memiliki cara unik dan harus meminta izin tokoh adat setempat sebelum memotongnya.
Memiliki potensi hutan bambu, bisa ditebak kalau masyarakat Desa Penglipuran mahir dalam kerajinan bambu. Beragam kerajinan tangan dengan bahan baku tentu akan disajikan dengan harga yang super menarik.
Keunikan lainnya adalah rumah warga kental bergaya tradisional Bali dengan bagian terdiri gerbang yang disebut angkul-angkul, atap dari bambu, dan dinding penyeker.
Halaman rumah dihiasi bale sakenam, sementara tempat ibadah keluarga diletakan di sudut timur. Menariknya, hanya anak laki-laki yang berhak mewarisi rumah utama.
“Nuansa tradisional Desa Penglipuran itu sangat kuat. Mereka tetap memegang teguh adat budayanya. Hal ini tentu menjadi obyek yang sangat menarik. Belum lagi, Penglipuran ini sangat terkenal karena jadi desa terbersih di dunia bersama Desa Giethoorn (Belanda) dan Mawlynnong (India).
Lalu, atraksi yang disajikan setiap harinya juga sangat menarik dan beragam apalagi ada lombanya,” tutur Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar Esthy Reko Astuti yang didampingi oleh Kabid Promosi Wisata Buatan Kemenpar Ni Putu Gayatri.
Berbagai stan kerajinan asli Bangli, produk pertanian, dan kenikmatan cita rasa kuliner akan disajikan setiap harinya. Menyemarakan suasana, aneka lomba dengan peserta taman kanak-kanak sampai umum pun akan digelar.
Beberapa lomba yang bisa diikuti diantaranya, lomba story telling, peragaan busana Bali tempo dulu dan parade barong ngelawang.
Selain itu, ada juga lomba fotografi, karaoke lagu pop Bali, lomba tari teruna jaya, tari margapati, tari baris tunggal, tari jauk manis, tari condong, dan lomba guiding kontes.
“Kami ingin semuanya mendapatkan kegembiraan. Dengan terbuukanya lomba untuk umum, kami pun berharap para wisatawan akan semakin menyatu dengan kehidupan sarat makna dan tradisi warga desa Penglipuran. Harus diakui, festival ini memang salah satu event terbaik untuk menyambut Tahun Baru, apalagi lokasinya yang memang sangat mudah dijangkau,” jelasnya.
Memiliki elevasi 700 mdpl, udara sejuk dan segar sudah pasti akan langsung terasa ketika menapaki desa Penglipuran ini. Sudah ada sejak abad 13 dengan luasan desa 112 hektar, aksesibilitas menuju ke Penglipuran memang mudah.
Bila ditempuh dari Denpasar, waktu tempuh perjalanan hanya sekitar 1 jam saja menuju arah Timur Laut. Dari bypass Ida Bagus Mantra, lalu berbelok menuju Jalan Pantai Siyut menuju Bangli. Dari pusat Kota Bangli, carilah Jalan Nusantara. Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, bila ingin melihat wajah Bali seutuhnya maka datanglah ke Penglipuran Village Festival.
“Nilai spiritual dari masyarakat Penglipuran memang sangat kental dengan suasana wilayahnya yang sangat eksotis. Kami berharap wisatawan bisa menikmati semua atraksi yang di sana. Sebab, semuanya kental bernuansa adat budaya. Jangan khawatir soal penginapan dan makanan karena semuanya sudah disiapkan. Selamat menikmati kenyamanan dan suasana klasik Bali tempo dulu di Penglipura,” tandas Arief. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gempur 3 Kota di Tiongkok , Wonderful Indonesia Sukses Besar
Redaktur & Reporter : Ragil