Simak Bahaya Sedot Lemak pada Lansia

Senin, 08 Oktober 2018 – 04:51 WIB
Lansia. Ilustrasi. Foto IST

jpnn.com - Prosedur sedot lemak sudah banyak dilakukan orang, dari kalangan muda hingga lansia. Mereka memilih tindakan tersebut untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal secara instan atau menghilangkan lemak di wajah, seperti yang dilakukan oleh aktivis dan seniman, Ratna Sarumpaet. 

Pada usianya yang terbilang tak lagi muda, dia berani mengambil risiko melakukan sedot lemak.

BACA JUGA: Sulit Kaitkan Prabowo dengan Kasus Ratna Sarumpaet

Namun, di balik kemudahan untuk mendapatkan bentuk tubuh atau wajah yang diidam-idamkan, tersembunyi bahaya apabila lansia melakukan prosedur tersebut. Berikut ini efek samping yang dapat terjadi jika lansia melakukan sedot lemak:

1.Peradangan dan infeksi 

BACA JUGA: Kasus Ratna Sarumpaet, Apakah Prabowo Bakal Diperiksa?

Baik usia muda maupun lansia, bahaya terjadinya peradangan dan infeksi sama besarnya. Umumnya, setelah menjalani prosedur sedot lemak, peradangan akan terjadi di sekitar tubuh selama 5-7 hari pertama disertai dengan nyeri dan perubahan warna kulit.

Namun, peradangan ini dapat berubah menjadi infeksi yang mengancam nyawa bila alat yang digunakan saat prosedur tidak steril, atau luka pascaoperasi tidak tertangani dengan baik.

BACA JUGA: Ratna Berdusta, Kok Kubu Prabowo-Sandi Jadi Dungu Bersama?

2.Kerusakan struktur kulit dan penyembuhan luka yang lama 

Dikarenakan usia yang tidak muda, elastisitas dan struktur kulit juga ikut berubah. Setelah lemak disedot dari dalam kulit, kulit yang bergelambir akan ditarik untuk dikencangkan. Namun karena faktor usia, kulit yang ditarik belum tentu memiliki permukaan yang halus, bisa jadi malah memiliki permukaan yang berbenjol-benjol.

Selain itu, luka sayatan yang dibentuk dapat mengalami proses penyembuhan yang lebih lama dibanding mereka yang berusia muda yang melakukan prosedur sedot lemak.

3.Memengaruhi organ tubuh lainnya

Dalam prosedur sedot lemak, pastilah ada penggunaan obat-obatan. Baik penggunaan obat bius, antibiotik, obat antinyeri, hingga obat-obatan lain yang membantu proses sedot lemak. Obat-obatan tersebut tentunya memiliki efek samping dan dapat memengaruhi kerja organ lain seperti hati dan ginjal, karena pada usia lanjut kerja organ tubuh tidak sebaik waktu muda.

Di samping itu, risiko terlepasnya lemak ke dalam pembuluh darah juga dapat menyebabkan penyumbatan ke paru-paru atau otak. Lemak yang lepas ini dapat menyumbat pembuluh darah dan menyebabkan sesak napas yang berujung pada kematian.

Robeknya organ tubuh bagian dalam, misalnya usus, juga bisa terjadi apabila kanul (alat untuk menyedot lemak) tidak sengaja menyentuhnya. Akibatnya infeksi di rongga perut tak terhindarkan dan perlu ditangani sesegera mungkin. 

Komplikasi berat lain

Meski kecil kemungkinan terjadinya komplikasi berat, tetapi perlu diketahui bahwa setiap tindakan invasif memiliki risiko perdarahan. Terjadinya perdarahan ini bisa berlanjut ke arah syok yang disebabkan keadaan pembuluh darah yang tidak elastis lagi maupun adanya gangguan faktor pembekuan darah.

Bisa juga karena pengaruh dari obat bius yang mungkin tidak bisa ditoleransi oleh tubuh lansia sehingga menyebabkan efek samping seperti mual muntah berlebih, pusing hingga ke arah delirium. Efek infeksi yang berkepanjangan juga dapat menjadi sepsis berat (infeksi yang sudah menyebar melalui pembuluh darah dan seluruh tubuh) dan menyebabkan seseorang meninggal dunia.

Bagi Anda kaum lansia yang masih ingin mempercantik diri, sedot lemak bukanlah jalan satu-satunya. Anda dapat menerapkan gaya hidup sehat dan rajin berolahraga sehingga tubuh akan tetap kencang dan sehat. 

Apabila Anda masih ingin melakukan prosedur tersebut, berkonsultasilah dengan dokter spesialis bedah plastik yang tepercaya untuk mempertimbangkan baik buruknya.(RS/ RVS/klikdokter)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bisa Jadi Dusta Ratna Tak Pengaruhi Pemilih Prabowo-Sandiaga


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler