jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Djayadi Hanan menilai terkuaknya kebohongan Ratna Sarumpaet tak serta-merta menggerus elektabilitas Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno. Alasannya, pendukung duet calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) dari Koalisi Adil Makmur itu merupakan pemilih yang sangat anti terhadap Presiden Joko Widodo.
Djayadi menuturkan, para pemilih Prabowo sudah terkristalisasi sebagai kelompok yang sangat anti kepada presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu. "Isu Ratna Sarumpaet tidak akan mengakibatkan pemilih Prabowo pergi, malah makin membela,” ujar Djayadi di sela-sela rilis hasil survei Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) di Jakarta, Minggu (7/10).
BACA JUGA: Elektabilitas Jokowi-Maruf 60,4% tapi Pilpres 6 Bulan Lagi
Direktur eksekutif SMRC itu menjelaskan, para pemilih Prabowo kadung tak menyukai Jokowi. “Apa pun yang dilakukan Prabowo, mereka akan melakukan pembenaran," katanya.
Lebih lanjut Djayadi mengatakan, Prabowo-Sandi bisa saja memperoleh suara tambahan dari kalangan yang belum menentukan pilihan atau undecided voters. Namun, katanya, undecided voters juga cenderung memilih Jokowi yang berpasangan dengan KH Ma’ruf Amin.
BACA JUGA: Pujian Hasto untuk Cara Jokowi Memotivasi Kaum Difabel
"Itu dugaan saya, namanya hipotesis. Harus dibuktikan dengan data," ungkapnya.
Menurut Jayadi, isu Ratna Sarumpaet juga tak akan bertahan lama. Sebab, hal akan terus muncul justru isu ekonomi, termasuk pertemuan tahunan Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF) di Bali.
BACA JUGA: Prabowo Sebaiknya Bersih-Bersih Ring Satu
"Karena ini (Ratna Sarumpaet, red) enggak berkaitan dengan isu ekonomi. Kalau ini berkaitan bisa panjang. Ini isu fundamental. Comes and go. Dugaan saya tidak terlalu lama bertahan," pungkasnya.(aim/JPC)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratna Sarumpaet Hanya Tumbal Konspirasi Kubu Prabowo-Sandi?
Redaktur : Tim Redaksi