Simak, Begini Alasan Menpora Amali Ogah Menaturalisasi Pemain Sepak Bola dari Luar

Jumat, 02 Juli 2021 – 20:30 WIB
Menpora Amali (dua dari kanan) bersama tim pelatih Timnas Indonesia saat meninjau latihan Skuad Garuda. Foto:Amjad/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Menpora Zainudin Amali bereaksi tegas terkait pemain naturalisasi di cabang olahraga sepak bola. Pasalnya, dia memiliki cerita tersendiri saat menyaksikan pemain naturalisasi tampil di turnamen pramusim Piala Menpora 2021 lalu.

Dia mengaku, sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalisasi termasuk yang sebelumnya diberi rekomendasi untuk mendapat status Warga Negara Indonesia (WNI) oleh pihak Kemenpora.

BACA JUGA: Tegas! Menpora Amali Ogah Naturalisasi, Lebih Baik Pakai Potensi Asli Indonesia

"Pada saat turnamen pramusim Piala Menpora yang lalu, saya sangat serius memperhatikan kualitas pemain naturalisasi itu, mereka belum bisa jadi panutan bagi para pemain asli kita," ucap Amali.

Bahkan, lanjut Menpora Amali, ada di salah satu pertandingan yang justru pemain naturalisasinya di tim tersebut tidak memberi contoh bermain sepak bola dengan baik sampai pemain itu harus dikeluarkan oleh wasit karena mendapatkan kartu merah.

BACA JUGA: Kritik Suporter untuk PSSI: Buat Apa Naturalisasi, Sejarahnya Eggak Ada Prestasi

Yang lebih mengecewakan lagi, ucap Amali, ada pemain naturalisasi yang dipanggil untuk memperkuat Timnas yang akan bertanding di luar negeri malah beralasan macam-macam. Ada juga yang memilih pulang ke rumahnya.

"Itu pertanda pemain naturalisasi tersebut tidak ada kepedulian terhadap kepentingan nasional Indonesia. Dia sekadar main sepak bola saja tetapi jiwa patriotisme dan nasionalismenya rendah, sangat beda dengan pemain yang memang asli lahir, besar dan hidupnya di Indonesia," tegas menteri asal Partai Golkar tersebut.

BACA JUGA: Dukung G-20 dan KTT Asean 2023, Menpora Akan Lakukan Kegiatan Side Event

Orang nomor satu di olahraga Indonesia tersebut menegaskan, saat ini pemerintah sedang berusaha menata pembinaan dan membangun prestasi dari bawah, tidak lagi ujug-ujug dan mencari cara yang instan tetapi tak bisa menjamin prestasi.

Untuk pembinaan, kata dia, jika dilakukan pembinaan dengan benar dan membangun sistemnya maka prestasi akan datang.

"Kita (Indonesia, red) ini akan membangun prestasi berdasarkan desain besar olahraga nasional (DBON) yang sudah ada, tidak boleh lagi kita mengharapkan prestasi secara instan. Itu tidak bagus untuk pembinaan prestasi jangka panjang yang berkesinambungan," tegas Amali.(dkk/jpnn)


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler