Simak! Begini Keunikan Hipertensi bagi Perempuan

Jumat, 18 Februari 2022 – 17:20 WIB
Anggota Pokja Panduan Konsensus InaSH Siska Suridanda Dany, Jumat (18/2). Foto: Zoom/InaSH

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Pokja Panduan Konsensus InaSH Siska Suridanda Dany mengatakan hipertensi pada perempuan memiliki keunikan.

Sebab, hipertensi akan berkaitan dengan berbagai perubahan hormonal dalam sirklus hidup perempuan.

BACA JUGA: 4 Makanan Lezat Kaya Serat, Anemia dan Hipertensi Langsung Ambyar

"Siklus hidup perempuan dimulai dengan masa kanak-kanak, kemudian diikuti fase remaja, dewasa muda, menopause, serta usia tua. Dalam setiap fase, terdapat perubahan spesifik gender yang dapat menempatkan perempuan pada risiko hipertensi serta komplikasi yang menyertainya," kata Siska dalam konferensi pers, Jumat (18/2).

Dia juga menjelaskan hipertensi ditemukan pada sekitar 10 persen kehamilan dan menempati urutan kedua sebagai kontributor penyebab kematian ibu hamil di negara berkembang.

BACA JUGA: Kenali Risiko Hipertensi, Cegah dan Kurangi Risikonya

"Tatalaksana hipertensi dan komplikasinya pada kehamilan harus mempertimbangkan perubahan hormonal yang terjadi serta kondisi kehamilan yang menyebabkan keterbatasan terapi anti hipertensi yang dapat diberikan. Penggunaan obat kontrasepsi hormonal juga merupakan salah satu aspek spesifik gender terjadinya peningkatan tekanan darah," papar Siska.

Menurut dia, risiko terjadinya hipertensi berhubungan dengan dosis dan jenis kontrasepsi yang digunakan.

BACA JUGA: Hindari Hipertensi dengan 2 Langkah Sederhana

Kemudian, dipengaruhi juga oleh kebiasaan merokok, usia, riwayat hipertensi di keluarga, serta obesitas.

"Apabila tekanan darah tetap tinggi walaupun telah dilakukan penyesuaian jenis pil kontrasepsi maka pil kontrasepsi harus dihentikan," ujar Siska.

Saat perempuan memasuki fase menopause, lanjut Siska, hormon estrogen yang berperan penting dalam relaksasi pembuluh darah dan pengaturan tekanan darah, kadarnya akan berkurang.

Hal ini menyebabkan gangguan relaksasi dan peningkatan kekakuan pembuluh darah, peningkatan sensitivitas terhadap garam, penambahan berat badan, perubahan metabolisme lemak, dan terjadinya penyempitan pembuluh darah.

"Fase ini merupakan masa kehidupan yang kritis untuk terjadinya hipertensi serta penyakit jantung dan pembuluh darah pada perempuan," tandas Siska. (mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tersiksa Karena Suami Hiper-Seks, Penis Dipotong


Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler