jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar kripto atau cryptocurrency merupakan sebuah aset digital atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan mata uang digital.
Mata uang ini berbeda dengan mata uang konvensional, di mana cryptocurrency digunakan untuk kebutuhan transaksi secara virtual melalui jaringan internet.
BACA JUGA: Saat Harga Bitcoin dan Ethereum Turun, Dogecoin Melejit Selama Seminggu
Seiring dengan perjalanan waktu, penggunaan cryptocurrency mulai membumi di tengah masyarakat.
Dalam sebuah survei yang dilakukan Populix, platform market research yang menjadi rujukan pelaku usaha dalam mencari tahu kebutuhan pasar dengan jutaan responden di seluruh Indonesia menyebut, 7 dari 10 orang sudah pernah mendengar tentang cryptocurrency.
BACA JUGA: Kenaikan Transaksi Bitcoin Terjadi Secara Global, Bagaimana di Indonesia?
Populix melakukan questioner terhadap 722 orang responden dengan 70 persen berdomisili di Jabodetabek. Hasil survei tersebut juga menyebut, mereka yang sudah pernah mendengar tentang cryptocurrency mayoritas adalah kalangan milenial umur 25-30 tahun dan merupakan masyarakat kelas menengah (middle class) dan atas (upper class).
“Ketertarikan terhadap investasi cryptocurrency cenderung lebih terlihat di kalangan responden laki-laki dibandingkan perempuan. Sementara, 94% responden menyatakan bahwa bitcoin adalah mata uang kripto yang paling sering mereka dengar,” ujar Eileen Kamtawijoyo, COO of Populix dalam siaran pers pada Rabu (21/4/2021).
BACA JUGA: Kapitalisasi Pasar Mata Uang Kripto Capai Level Tertinggi, Bitcoin Jadi Jawaranya...
Meski pengetahuan masyarakat perkotaan tentang bitcoin cukup tinggi, tetapi jumlah responden yang tengah berinvestasi cukup rendah. Angkanya hanya sekita 13 persen dari total responden.
Dibandingkan perempuan, investasi mata uang bitcoin lebih banyak diminati oleh kalangan laki-laki usia milenial. Kelompok usia antara 25-30 tahun adalah kelompok usia yang paling dominan dan melek dengan bitcoin berikut teknologi yang menyertainya.
“Kelompok usia ini cukup cakap dalam memanfaatkan teknologi. Mereka umumnya menggunakan aplikasi trading seperti Indodax, Tokocrypto, Pintu, Bitocto dan Luno,” ungkap Eileen.
Secara umum, tambah Eileen, masyarakat belum siap dengan risiko dari bitcoin yang relative tinggi.
“Mayoritas masyarakat memilih reksadana, pasar uang yang tingkat risikonya tergolong rendah,” ujar Eileen.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich