jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin mengatakan pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengantisipasi adanya kekhawatiran tidak dibayarkannya tunjangan hari raya (THR) kepada pekerja/buruh atau adanya potensi bahkan sudah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).
“Namun, saya melihat sejumlah kebijakan tersebut masih ada hal-hal yang perlu disempurnakan. Termasuk di antaranya bagaimana program kartu prakerja yang dirasakan oleh sejumlah pihak tidak tepat dan perlu dibenahi lagi,” kata Sultan Najamudin saat diminta tanggapan berkaitan dengan momentum peringatan Hari Buruh pada Jumat (1/5).
BACA JUGA: Penting! Respons Ketum KSPSI Pada Peringatan Hari Buruh Sedunia
Menurut Sultan, kebijakan pemerintah sebenarnya niatnya sudah benar, namun implementasi tidak tepat. Sebagai contoh, program kartu prakerja kurang tepat, kecuali untuk menyiapkan angkatan kerja baru. Tetapi sekarang justru banyak yang sudah di-PHK.
“Jangankan berpikir menyiapkan angkatan kerja baru, mereka yang sudah bekerja dan di-PHK, sudah punya masalah sendiri. Sementara yang dibutuhkan mereka sekarang ini adalah makan. Jadi negara harus menyiapkan uang supaya urusan perut atau logistik ini aman,” kata Sultan.
BACA JUGA: Pernyataan Ketua DPR RI Terkait Hari Buruh 1 Mei 2020
Menurut Sultan, apabila anggaran Program Kartu Prakerja sebesar Rp 5,6 triliun jika dialokasikan untuk kebutuhan sembako tentu cukup signifikan membantu pekerja yang terkena PHK akibat pandemik covid-19 ini.
Sultan juga meminta pemerintah agar memperhatikan kebijakan stimulus atau pemberian insentif terhadap sektor swasta. “Kebijakan memperhatikan bagi pekerja sudah bagus, tetapi pemerintah juga penting untuk memperhatikan sektor swasta,” katanya.
BACA JUGA: HNW: Cabut RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, Bukan Sekadar Ditunda
Pada kesempatan itu, Sultan juga merespons tentang kekhawatiran adanya PHK di masa pandemic covid-19 ini.
Sultan mengaku mendapat informasi seputar adanya penutupan operasional beberapa swalayan, pabrik dan industri yang dibarengi dengan proses PHK.
“Saya mendengar memang banyak ya teman-teman yang menjadi korban PHK. Beberapa waktu lalu ada swalayan sudah mengumumkan adanya penutupan operasional. Sejumlah pabrik dan industri juga sudah banyak yang mengumumkan penutupan usaha yang pasti dibarengi dengan proses PHK bagi karyawan mereka. Ini belum ditambah dengan sektor-sektor infomal yang semuanya mandek,” kata Sultan yang juga Alumnus FISIP Universitas Indonesia ini.
Dalam situasi seperti sekarang ini, kata Sultan, praktis hanya sektor kesehatan yang mungkin masih beroperasi ditambah dengan sektor pertanian dan perdagangan kebutuhan pokok. Lainnya praktis stag, tidak bergerak dan tinggal menunggu waktu saja kapan mereka melakukan rasionalisasi karyawan.
“Ini semuanya karena dampak dari wabah corona virus dan tidak hanya terjadi di Indonesia, terjadi di seluruh dunia. Jadi tidak ada yang bisa kita salahkan, tinggal bagaimana kita menyikapi masalah ini,” katanya.
Lebih lanjut, Sultan berharap jangan melihat kondisi saat ini sebagai hambatan tetapi melihat itu sebagai tantangan. Tantangan untuk tetap eksis di zaman yang sulit.
“Nah, bagi pemerintah itu juga menjadi tantangan bagaimana kita mampu mengurus jutaan saudara-saudara yang terkena PHK sebagai dampak dari wabah corona,” saran Sultan.
Soal THR
Menurut Sultan, dalam kondisi sekarang ini ada beberapa sektor jangankan mereka memikirkan THR, mereka bisa bayar gaji secara penuh kepada karyawan dan tidak melakukan PHK sudah sangat-sangat bagus.
“Intinya memang bagaimana semua pihak menyadari kondisi ini force majeure. Adalah benar THR adalah hak karyawan, tetapi teman-teman juga harus melihat bagaimana kondisi perusahaan dan kondisi sosial ekonomi secara keseluruhan. Oleh karenanya, dibicarakan dengan baik-baik antara pengusaha dan pekerja. Cari solusi untuk menyelamatkan semuanya,” saran Sultan.
Mengenai adanya kekhawatiran banyak pabrik/perusahaan tutup akibat pandemi corona jika berlangsung sampai akhir tahun, menurut Sultan, sebenarnya sekarang ini juga sudah banyak terjadi.
“Bahkan beberapa di antaranya adalah pabrik-pabrik besar. Artinya dampak secara ekonomi atas wabah corona ini sudah terjadi dan sudah dirasakan oleh semua pihak. Oleh karenanya, kita banyak berdoa, semoga wabah ini segera berakhir supaya kita bisa beraktivitas seperti sedia kala lagi. Sekali lagi, agar penyebaran virus corona ini cepat berhenti. Patuhi semua anjuran pemerintah,” ujar Sultan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich