jpnn.com, SURABAYA - Pneumonia diduga disebabkan oleh virus corona merebak di sejumlah negara, khususnya Tiongkok.
Kekhawatiran akan terjangkitnya penyakit tersebut, membuat setiap negara waspada. Pasalnya, penyakit tersebut mudah menular dan mematikan.
BACA JUGA: 727 Bayi Pneumonia Ditemukan di Gresik
Lembaga Penyakit Tropik Universitas Airlangga menyatakan pneumonia diduga disebarkan oleh virus corona di mana hewan menjadi inangnya atau zoonosis. Kondisi tersebut menjadi mematikan, jika hewan sebagai inang menjangkiti manusia.
"Semakin parah ketika ditemukan infeksi dari hewan ke manusia berubah menjadi dari manusia ke manusia. Sehingga diperlukan kewaspadaan agar persebarannya tidak semakin tinggi," tutur Prof. Dr. Maria Lusia Inge Lucida, Sp.MK, Ketua Lembaga Penyakit Tropik Unair.
BACA JUGA: Vape Bisa Tingkatkan Risiko Pneumonia
Unknown viral pneumonia pertama kali ditemukan di Wuhan China, dan telah menyebar ke sejumlah negara. Saat ini sudah ada 450 orang sakit dan 17 di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Tak hanya persebarannya yang cepat, ciri-ciri penyakit tersebut juga sulit dideteksi lantaran memiliki kesamaan dengan penyakit influenza pada umumnya. Seperti demam tinggi, batuk, disertai gangguan pernapasan.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Jokowi Tak Pernah Hadiri Imlek Nasional Hingga Rahasia Megawati
Tidak ada obat antivirus yang bisa meredam percepatan penularan penyakit ini.
“Sehingga perawatan yang terpenting adalah untuk meningkatkan imunitas tubuh agar virus corona tak sampai menyebar ke seluruh tubuh,” ujar Dokter Maria.
Hingga saat ini belum terkonfirmasi jenis virus yang menyebabkan penyakit unknown viral pneumonia itu.
“Masa inkubasinya pun belum diketahui berapa lama,” sambung Dokter Maria.
Namun, diduga memiliki kesamaan yang sama dengan penyebab penyakit MERS-COV dan SARS.
Masyarakat diharapkan tetap waspada dan menyiapkan masker serta hand sanitizer setiap saat sebagai perlindungan tubuh awal agar tak rentan terinfeksi. Terutama tidak memakan makanan mentah yang rentan mengandung bakteri.(end/pojokpitu/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia