jpnn.com - SURABAYA - Karyanto yang merupakan PNS bagian protokoler Pemkot Surabaya dikira tewas karena laka lantas pada 21 Maret di Jalan Ambengan, Surabaya. Tapi, setelah diselidiki, ternyata dia adalah korban pembunuhan. Motifnya adalah asmara.
Polisi berhasil Ahmad Saifudin yang telah menusuk perut Karyanto saat mengendari motor Mio hingga akhirnya menabrak, terjatuh dan tewas.
BACA JUGA: PNS Tewas Ditusuk, Bermotif Asmara, Dikira Kecelakaan
Kepada polisi, Saifudin tak terima lantaran korban dekat dengan istrinya.
Kedekatan hubungan itu tidak dibantah Suryani, istri Saifudin. Dia mengaku pertama bertemu Karyanto pada November silam. ”Waktu itu, saya mengurus surat administrasi ke pemkot. Lalu, dibantu oleh Karyanto,” beber Suryani.
BACA JUGA: Ketahuan Simpan Ekstasi Logo Ferrari Dituntut Seumur Hidup
Dari pertemuan itu, Karyanto kemudian intens menghubunginya lewat SMS maupun telepon. Bak gayung bersambut, Suryani meladeni obrolan korban. Keduanya pun kerap bertatap muka tanpa pamit kepada pasangan masing-masing.
Namun, lama-kelamaan, bau perselingkuhan itu akhirnya tercium oleh Ahmad. Begitu mengetahui istrinya main serong, Ahmad sempat melabrak Karyanto di Kenjeran. Namun, asmara tidak bisa ditahan.
BACA JUGA: Terungkap! Bandar Narkoba Modus Jualan Pecel Lele
Hingga akhirnya, pada Senin sore (21/3), Ahmad tidak bisa menahan amarahnya lagi. ”Saya sudah curiga kalau istri keluar sama Karyanto,” kata Ahmad. Di Pacar Keling, dia membuntuti Karyanto sesaat setelah menurunkan istrinya.
Masih memakai seragam dinas, Karyanto ditikam dengan pisau di Pacar Keling. Dia tidak sampai melihat Karyanyo mengalami kecelakaan. ”Saya enggak tahu kalau sampai meninggal. Tahunya ya pas ditangkap sama polisi,” lanjutnya.
Karyanto tercatat sebagai pegawai negeri sipil yang bekerja di Bagian Umum dan Protokol Pemkot Surabaya. Sebagai pegawai di subbag tata usaha, Karyanto bertugas untuk mengantarkan surat ke seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pemkot.
Pria itu bekerja di Pemkot Surabaya sejak 1990. Lantas, pada 2008, Karyanto diangkat menjadi PNS. Pangkat terakhir yang disandang dia adalah PNS golongan I-d.
Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya M. Fikser menuturkan, pada hari nahas tersebut, Karyanto juga diketahui sedang mengantarkan surat di luar lingkungan pemkot. Memang, Karyanto biasa mengantarkan surat setelah lepas jam kantor atau lebih dari pukul 16.00. Surat yang diantarkan pada sore itu biasa dititipkan kepada anggota linmas yang berjaga di kantor SKPD.
”Biasanya, dia itu balik lagi ke kantor. Antara pukul 17.30 atau 18.00,” ujar Fikser.
Pemkot turut berbelasungkawa kepada almarhum. Berdasar data yang ditemukan pemkot, Karyanto punya dua anak. Seorang anak perempuan sudah bekerja. Putranya masih duduk di bangku sekolah dasar. ”Kami akan mem- berikan santunan kepada keluarga. Biasanya, dari Korpri juga ada santunan,” ujar pria berdarah Papua itu. (did/jun/c6/dos)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Duh, Perampokan Lagi, Korbannya Diikat, Mulut Dilakban Lalu...
Redaktur : Tim Redaksi