Simak nih, Orasi Menarik Wapres Jusuf Kalla

Minggu, 06 Agustus 2017 – 00:59 WIB
Wapres Jusuf Kalla. Foto: Ist/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan,para lulusan universitas sebaiknya tidak lagi berpikir mencari pekerjaan. Sudah saatnya para sarjana itu merintis usaha yang berpotensi menyerap tenaga kerja.

Kampus juga harus memberi dukungan dengan membuatkan kurikulum yang fleksibel dnegan dunia usaha. Sehingga, sejak awal mahasiswa sudah punya keinginan menjadi pengusaha.

BACA JUGA: Sssttt, Jusuf Kalla Akui Daya Beli Masyarakat Melemah

Hal itu disampaikan Wapres Jusuf Kalla, saat berorasi di hadapan 234 wisudawan Universitas Al Azhar Indonesia di Auditorium Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kemarin (5/8).

Saat ini, kontribusi yang paling diharapkan dari tenaga muda terdidik adalah penciptaan lapangan kerja.

BACA JUGA: JK: Tiongkok Merupakan Turis Terbesar di Indonesia

’’Bill Gates dan Mark Zuckerberg tidak lulus kuliah bisa sukses, maka seharusnya yang bisa lulus kuliah juga harus sukses,’’ terangnya.

Menurut JK, dalam kondisi perekonomian seperti saat ini, Indonesia butuh banyak pengusaha. Hanya itulah, tutur JK, cara yang efektif untuk memajukan bangsa.

BACA JUGA: Jusuf Kalla: PAN Bagaimana?

Mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam seharusnya bisa menjadi nilai lebih untuk mencetak para pengusaha.

Dia meminta para sarjana mengikuti Nabi Muhammad yang sukses dalam berdagang. ’’Ikut sunnah rasul itu jangan hanya nikahnya saja, tapi juga dagangnya,’’ lanjut JK.

Bakat dagang itu bisa ditumbuhkan lewat kreativitas dan inovasi yang dilakukan masing-masing individu. Di sisi lain, kampus juga wajib mendukung.

Salah satunya dengan membat konsep perkuliahan enterprise di setiap jurusan. Sebab, semua jurusan punya potensi yang sama untuk mencetak pengusaha.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UMKM, pada akhir 2016 lalu rasio jumlah wirausahawan non pertanian terhadap jumlah penduduk di Indonesia mencapai 3,1 persen.

Dari sisi angka, populasinya mencapai 7,8 juta orang. meski sudah melewati batas minimum 2 persen, namun masih tergolong rendah.

Senada, Ketua Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar Jimly Asshiddiqie menuturkan, sudah saatnya lulusan perguruan tinggi penuh dengan inovasi.

’’Jangan tergantung kepada negara, karena negara paling banyak memberi makan langsung hanya kepada lima juta orang,’’ terangnya. mereka adalah para PNS dan pejabatnya, termasuk politikus.

Sementara, masih ada sekitar 245 juta orang yang juga butuh makan. ’’Makannya dari mana, ya dari dunia usaha,’’ lanjutnya.

Khusus umat Islam, menurut Jimly hukumnya wajib untuk bergerak di bidang bisnis. Dia mengingatkan, Nabi Muhammad membiayai dakwahnya dari hasil wirausaha. Peradaban Islam sempat menguasai dunia juga karena ditopang oleh para pebisnis.

Bagaimana dengan Indonesia? Jimly mengingatkan, Organisasi Islam pertama di Indonesia itu berbasis bisnis. Yakni, Sarekat Dagang Islam.

’’Kesalahan kita, sarekat dagang itu diganti nama menjadi sarekat Islam dan berhaluan politik,’’ tutur mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu itu.

Seharusnya, saat itu bisnis jangan ditinggalkan. Bila ingin berpolitik, cukup membuat organisasi baru.

Bila diterapkan saat ini, seharusnya jangan semua orang berpikir soal politik. Sudah saatnya kembali berpikir soal bisnis. (byu)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Setya Novanto Tersangka, Ini Masukan JK Untuk Golkar


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler