jpnn.com, MANADO - Sandiaga Salahuddin Uno dengan tegas menolak Indonesia dijadikan negara khilafah. Hal ini terungkap saat calon wakil presiden nomor urut 2 itu berkunjung ke Grha Pena Manado Post, Senin (5/11).
Dipastikan, dia dan Prabowo Subianto tidak akan pernah membiarkan Indonesia diubah menjadi negara khilafah.
BACA JUGA: Sandiaga Mengaku Tak Berburu Suara di Palu
“Menjadi negara khilafah tidak akan pernah terjadi. Pak Prabowo saja ibunya berasal dari Sulut dan saudara-saudaranya banyak beragama Kristen. Jadi tidak mungkin kita mendukung Indonesia dijadikan negara khilafah,” ujarnya.
Sandiaga mengaku, dia pun sempat mengecap pendidikan kristen sewaktu sekolah di salah satu SMA Katolik.
BACA JUGA: PKS Bantah Cuma Kampanyekan Sandiaga Uno
“Sampai sekarang saya masih hafal Doa Bapak Kami dan lagu-lagu rohani. Rekan bisnis saya juga banyak beragama kristen dan kita aman-aman. Jadi pintar-pintarlah melihat isu sekarang," jelasnya. Menurutnya, memang ada pihak-pihak tertentu yang memainkan isu agama karena dianggap seksi.
Sandiaga juga menyinggung dia memiliki hubungan dengan Jawa Pos. Sehingga dia merasa ketika datang ke Grha Pena Manado Post, sebagai anak grup Jawa Pos, seperti kembali ke rumah sendiri.
BACA JUGA: Jokowi Harus Kembali ke Pasar, Kalau Tidak Bisa Gawat
"Ceritanya dulu saya sempat di-PHK kemudian menjadi konsultan keuangan. Pada waktu itu, yang memberikan kepercayaan untuk saya pertama kali Jawa Pos. Singkat cerita kesuksesan saya ini juga berkat bantuan dari Jawa Pos. Oleh sebab itu, saya merasa seperti di rumah sendiri," ujarnya.
Sandiaga juga menjelaskan, kehadirannya di Manado tidak lepas dari pencalonannya sebagai cawapres mendampangi Prabowo.
"Saya hadir di sini sebagai calon wakil presiden dan ada permintaan maaf dari Pak Prabowo yang belum sempat datang bersama kita. Hal yang ingin saya sampaikan bahwa ini menjadi komitmen kita bersama Koalisi Adil Makmur untuk bisa berpolitik secara damai dan mempersatukan," katanya.
Menurutnya, Koalisi Adil Makmur tidak akan terlalu banyak menanggapi isu-isu dari luar. Sebab yang menjadi fokus adalah isu ekonomi.
“Karena masalah dihadapi bangsa ini adalah ekonomi. Masalah lapangan pekerjaan dan biaya hidup yang memberatkan, khsusunya masyarakat di kalangan bawah,” jelasnya.
Sandiaga mengklaim, memiliki konsep ekonomi yang lebih baik dan mampu membuka lapangan kerja agar bisa mensejahterakan masyarakat.
“Dengan konsep seperti ini kita percaya dan optimis bahwa lapangan kerja akan tercipta di Sulut. Apa lagi potensi alam dan pariwisata yang luar biasa ada di sini," katanya.
2019 Referendum Ekonomi, lanjutnya, adalah isu sentral yang akan diangkat koalisinya.
“Program-program kami juga lebih bersentuhan langsung dengan masyarakat sesuai kebutuhan mereka,” terangnya.
Sandiaga juga menyinggung soal kaum milenial. Menurutnya, kaum milenial menjadi tantangan serius pada pilpres kali ini.
"Kaum milenial yang kalau dalam skala perbandingan penduduk Indonesia satu berbanding tiga. Sayangnya, kaum ini malas berurusan dengan politik. 50 persen milenial tidak suka politik. Tetapi sekarang mereka termasuk pemilih terbanyak di Indonesia,” katanya.
Namun, lanjut Sandiaga, dia bersama tim pemenangan memiliki formula untuk menggaet pemilih milenial agar tidak apatis. “Salah satunya yaitu mengisi kampanye-kampanye kita dengan konten-konten yang menarik bagi mereka. Seperti melakukan pelatihan-pelatihan dan sharing bagaimana sampai saya bisa sukses seperti ini," paparnya.
Dia juga menyinggung The Power of Emak-emak. Menurutnya, saat ini kaum ibu-ibu sangat antusias. Sehingga memahami hal itu, dia bersama Prabaowo fokus juga terkait isu pemberdayaan perempuan.
Terkait soal kemenangan di Sulut, Sandiaga mengaku tidak pernah memasang target. “Saya tidak pernah memasang target. Yang penting kita menyentuh hati dan pikiran masyarakat Sulut. Hadir sebagai solusi itu yang lebih penting,” katanya.
Secara internal, Sandiaga mengatakan, pihaknya memang mempunyai lembaga survei. Tapi hanya untuk konsumsi internal.
“Kita tidak menggunakan survei untuk menggiring opini. Tapi hanya kita pakai untuk evaluasi secara internal,” jelasnya.
Diketahui, Sandiaga di Grha Pena disambut Direkut Manado Post Marlon Sumaraw, Wakil Direktur Manado Post Tommy Waworundeng, Pemred Manado Post Cesylia Saroinsong, GM/Pemred Kawanua TV Doni Diadon, dan Pemred Manado Post Online Kenjiro Tanos.
Sebelumnya, Sandiaga menyambangi Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) yang disambut Sekretaris Umum Sinode GMIM Pendeta Evert Andri Alfonsus Tangel bersama jajaran. (MP)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610, Sandiaga Bilang Gini
Redaktur & Reporter : Soetomo