jpnn.com - BANYAK komponen yang bisa memengaruhi laporan laba rugi. Misalnya pendapatan, biaya operasi, biaya bunga dan lainnya. Nah, dalam praktiknya, fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bisa membuat perusahaan menderita kerugian.
Tapi, tenang saja. Ada trik untuk mengatasinya, yakni dengan lindung nilai (hedging).
BACA JUGA: Keluarga Sandera: Setiap Pukul 21.00 Kami Sering...
Kepala Divisi Treasury PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Branko Windoe mengatakan, sebagian pengusaha dan pemerintah kini sudah sadar pentingnya lindung nilai.
Seperti diketahui, pengusaha dan pemerintah sebelumnya jarang melakukan lindung nilai ini. Sebaliknya, praktik ini sudah sangat umum dijumpai di perusahaan-perusahaan asing, mereka setidaknya melakukan lindung nilai sebesar 50 persen dari aktivitas bisnisnya.
BACA JUGA: Upaya Pembebasan 10 WNI Kecewakan Keluarga
Hal ini dikarenakan cakupan operasional bisnis yang tak hanya di satu negara saja.
“Perusahaan multinasional sadar bahwa lindung nilai perlu dilakukan karena operasi perusahaan terjadi di banyak negara dan ini punya potensi kerugian akibat nilai tukar,” ujarnya.
BACA JUGA: BPKP Siap Usut Penyelewengan Dana UN
Sebagai informasi, Bank Indonesia juga sudah mewajibkan transaksi lindung nilai guna menekan risiko nilai tukar dan meningkatkan kegiatan investasi di Indonesia pada 2013 lalu.
Untuk jangka panjang, lindung nilai sangat berguna karena secara natural tren nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan melemah. Penyebabnya adalah, tingkat inflasi di Indonesia yang selalu ada di atas inflasi AS.
Inflasi sendiri merupakan tanda bahwa ekonomi Indonesia sedang tumbuh. Jadi, ini merupakan hal yang pasti terjadi.
“Idealnya, pelemahan nilai rupiah secara normal akan berada di koridor inflasi,” katanya.
Nah, agar tidak mengganggu laporan laba rugi perusahaan, perusahaan bisa mengubah lindung nilai menjadi biaya, bukan komponen laba rugi. Praktik hedge accounting akan mengubah lindung nilai menjadi komponen biaya.
Sebagai catatan, harga jual barang yang menggunakan lindung nilai akan lebih mahal dari yang tidak. Namun manfaatnya, harga barang akan bebas dari depresiasi rupiah. Umumnya, biaya lindung nilai ini sebesar selisih bunga dollar dan rupiah.
“Umumnya, biaya lindung nilai pengusaha rata-rata 5 persen-10 persen. Ini yang membuat harga jual barang lebih mahal. Tanpa lindung nilai, dengan kondisi depresiasi rupiah di sepanjang 2015 yang sempat mencapai 20 persen, tentu pengusaha akan lebih untung bila menggunakan hedge accounting,” pungkasnya. (bca/adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru PNS Dilarang Jadi Plt Kadis Diknas
Redaktur : Tim Redaksi