SIMAK Pengakuan Anak Buah Santoso yang Membelot

Jumat, 25 Maret 2016 – 11:36 WIB
Ilustrasi.

jpnn.com - POSO - Polda Sulawesi Tengah dan satuan tugas (satgas) Tinombala tengah memeriksa MAQ alias S yang membelot dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso alias Abu Wardah.

MAQ mengaku kepada polisi baru bergabung dengan Santoso pada awal bulan September 2015 lalu. Pada awalnya MAQ tidak mengetahui bahwa kegiatan yang hendak ia geluti itu merupakan organisasi radikal teroris.

BACA JUGA: WNI di Belgia, Simak Pesan Kemenlu RI ini

"Memang dia mengaku mau belajar agama dan perang. Tapi dia tidak tahu kalau yang ingin dimasukinya itu (organisasi) teroris," terang Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Rudy Sufahriadi kepada JPNN, Jumat (25/3). Kendati begitu, pihaknya akan terus mendalami pengakuan pemuda 17 tahun itu.

‎Rudy menjelaskan, MAQ kenal dengan kelompok teroris MIT dari media internet. Tambahnya, MAQ kemudian merasa tertarik lantaran di iming-imingi pelatihan militer.‎ "Pokoknya ada latihan perang gitu," singkat dia.

BACA JUGA: Anak Buah Santoso Beberkan Kekuatan Perang Bosnya

Sehingga akhirnya pria asal Indramayu, Jawa Barat itu memutuskan untuk menghubungi kontak person yang tercantum situs internet itu. Tak butuh waktu lama, MAQ pun aktif berkomunikasi dengan kontak yang ada situs internet itu. 

Saat ditanya alamat situs yang digunakan MIT untuk merekrut anggota baru, Rudy enggan menjawab. "Itu kewenangan Densus 88 Antiteror yang menjawab," imbuhnya. Dia pun tidak mau berkomentar siapa dalang di balik kontak person yang melakukan pengrekrutan itu.

BACA JUGA: Turun Gunung, Anak Buah Santoso Minta Makan

"Intinya MAQ bertemu orang itu dari internet. Mereka berkomunikasi dan lanjut bertemu. Pertemuan dia (MAQ) dengan orang itu juga bukan sekali, tapi berulang kali," jelasnya.

Berdasarkan penuturan MAQ, kata Rudy, perekrut menemuinya di salah satu tempat di Indramayu. Perekrut ini menyebutkan bahwa tempat latihan militer dan agama berlokasi di Poso, Sulawesi Tengah. Pada saat itu, MAQ mengaku tidak memiliki uang untuk berangkat ke Poso. Namun perekrut menyatakan akan menyiapkan segala urusan akomodasi untuk MAQ. 

Namun apes, MAQ tidak menemukan apa yang ia cari selama berada dengan Santoso. Selama tujuh bulan bergabung, ia merasa tertekan lantaran paham yang dianut Santoso sangat radikal. MAQ pun memutuskan untuk kabur dari pria yang dicari dan dicap teroris global oleh Amerika Serikat itu.

"Kami tangkap dia saat berada di rumah warga perkampungan di Kecamatan Lore Utara hari Senin (21/3) lalu," tandas mantan Direktur Kepala Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Teroris ini. (mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata Menko Luhut Mantan Atlet PON


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler