Simak Perjalanan Satu Tahun Reformasi Berkelanjutan Bea Cukai

Senin, 24 Oktober 2022 – 20:08 WIB
Bea Cukai melanjutkan perbaikan dengan melaksanakan program PRKC Berkelanjutan yang telah berjalan selama satu tahun. Ilustrasi foto: Humas Bea Cukai

jpnn.com, JAKARTA - Reformasi bukan hal yang asing bagi Bea Cukai. Di tengah tantangan dan dinamika perkembangan zaman, Bea Cukai dituntut untuk selalu dinamis dan responsif dalam menjalankan fungsinya sebagai revenue collector, trade facilitator, industrial assistance, dan community protector. 

Bea Cukai beberapa kali melaksanakan reformasi sejak tahun 90-an. Pada 2017, Bea Cukai mencanangkan program Penguatan Reformasi Kepabeanan dan Cukai (PRKC) yang hingga kini mencatatkan persentase capaian 99 persen. 

BACA JUGA: Bea Cukai Ajak Mahasiswa Unnes dan UNY Pahami Ketentuan Kepabeanan

Kemudian, Bea Cukai melanjutkan perbaikan terus-menerus dengan melaksanakan program PRKC Berkelanjutan (PRKCB) yang telah berjalan selama satu tahun. 

"PRKC 2017-2020 dipandang berhasil memberikan dampak yang signifikan terhadap perbaikan kinerja di tubuh Bea Cukai. 

BACA JUGA: Kumpulkan Penerimaan Rp 53 Triliun, Bea Cukai Pasuruan Raih Awards Berharga Ini

Namun, tidak dapat dimungkiri masih terdapat area yang belum memperoleh hasil yang diharapkan. 

Tantangan dan dinamika ekonomi global yang makin tidak menentu akibat pandemi Covid-19 juga menuntut adanya respons kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai. 

BACA JUGA: Bea Cukai Jalin Kolaborasi dengan Pemda di 2 Wilayah Ini untuk Dukung Ekspor

‘’Bersamaan dengan berakhirnya program PRKC, program PRKCB diluncurkan pada 2021 yang mengusung tema penguatan integritas serta perbaikan proses bisnis dan teknologi informasi," ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai Hatta Wardhana pada Senin (24/10). 

Ada empat inisiatif strategis dalam PRKCB, yaitu pertama penguatan integritas dan kelembagaan, kedua penguatan pelayanan, pemeriksaan, dan fasilitasi, ketiga pencegahan dan penindakan pelanggaran, dan keempat peningkatan penerimaan negara dan dukungan ekonomi. 

Empat inisiatif strategis tersebut dijabarkan ke dalam 15 program terobosan, 64 subprogram terobosan, dan 665 rencana aksi yang secara umum menampakkan capaian positif dalam satu tahun perjalanan PRKCB.

Beberapa indikator yang telah menunjukkan keberhasilan ialah penataan organisasi lewat reorganisasi kantor pusat Bea Cukai dengan adanya penambahan dua direktorat baru.

Yaitu, Direktorat Interdiksi Narkotika (penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan NPP) dan Direktorat Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa (penguatan kapasitas kelembagaan komunikasi publik), penerapan NLE (National Logistic Ecosystem), implementasi Smart PCC (dalam kerangka data analytic), dan peningkatan Klinik Ekspor. 

Selain empat inisiatif strategis, PRKCB mendorong instansi vertikal Bea Cukai untuk turut mendukung implementasi PRKCB melalui Program Kerja Mandiri sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan organisasi di tiap-tiap unit kerja. 

Menurut Hatta, Program Kerja Mandiri diusulkan dan diinisiasi instansi vertikal Bea Cukai guna mendukung keberhasilan PRKCB. 

Beberapa di antaranya ialah inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi untuk percepatan layanan dan optimalisasi pengawasan, asistensi ekspor dan dukungan UMKM di berbagai daerah, percepatan layanan ekspor, serta asistensi dan percepatan pengembangan kawasan ekonomi khusus (KEK).

"Dapat disimpulkan PRKCB merupakan salah satu bentuk manajemen perubahan atau upaya perbaikan terus menerus pada instansi Bea Cukai dalam rangka meningkatkan kinerja dan kredibilitas organisasi, serta kepercayaan publik," kata Hatta.

Saat ini, menurut Hatta, Bea Cukai terus berupaya menyebarluaskan program PRKCB agar bisa diketahui semua pihak, baik internal maupun eksternal. 

Dari sudut pandang substansi program, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana memastikan seluruh inisiatif strategis yang akan ditetapkan menjadi bagian dari program reformasi tersebut, bukan merupakan program rutin biasa (business as usual) dari tiap-tiap unit. 

"Tantangan terbesar adalah bagaimana program tersebut dapat dikolaborasikan dengan sistem pengelolaan organisasi yang sudah berjalan dan dapat memberikan hasil/nilai tambah yang signifikan bagi kinerja dan citra Bea Cukai ke depannya,’’ ungkapnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler