jpnn.com, JAKARTA - Sawahlunto International Music Festival (SIMFes) 2023 sukses digelar di Taman Silo Kota Sawahlunto, Sumatra Barat pada Sabtu (21/10).
Banyak cerita menarik yang terjadi dalam festival musik tahunan yang diadakan sejak 2010 tersebut, termasuk tentang semangat para penyelenggara.
BACA JUGA: SIMFes 2023 yang Penuh Kehangatan
Muhammad Harmein, Teguh, dan kawan-kawan sebagai penyelenggara punya niat mulia menggelar SIMFes 2023 dengan tema Heritage Wonderland.
Salah satu misinya yakni mengenalkan lagi Sawahlunto sebagai kota wisata dengan beragam kekayaan budaya.
BACA JUGA: Berbagi Ilmu di SIMFes 2023
"Kami yakin Sawahlunto punya potensi (dikenal nasional hingga internasional)," kata Muhammad Harmein saat berbincang dengan JPNN.com.
Selain mengenalkan budaya, penyelenggaraan SIMFes 2023 juga bertujuan memantik semangat anak muda Sumatra Barat, khususnya Sawahlunto.
BACA JUGA: Uria Novita, Berjuang Lewat Dendang Minang
Harmein dan kawan-kawan ingin para pelaku industri musik hingga musisi tradisi makin banyak muncul dari Ranah Minang. Tidak hanya musisi, tetapi juga lahirnya penyelenggara event, media, dan lainnya yang mendukung ekosistem permusikan.
Atas dasar itu, SIMFes yang kini berkolaborasi dengan Sarjanaria konsisten menghadirkan sesi diskusi dan talkshow tentang kancah musik.
Diskusi yang diadakan SIMFes 2023 terdiri dari beberapa topik dengan para narasumber. Adapun narasumber yang diboyong ke Sawahlunto merupakan tokoh penting industri musik tanah air.
"Kami sengaja membuat diskusi ini untuk membuka knowledge anak muda di sini tentang musisi, festival musik, industri musik, dan lainnya," jelas Muhammad Harmein.
"Narasumber yang dihadirkan datang dari pelaku industri musik skala nasional," imbuh Nuran Wibisono, Direktur Program SIMFes 2023.
Talkshow dalam SIMFes 2023 berlangsung pada siang hari dengan berbagai topik.
Salah satunya yakni tema Membayangkan Festival Musik yang Ideal dengan narasumber Bakkar Wibowo dan Satria Okahade.
Dalam talkshow tersebut, Bakkar Wibowo dan Satria Okahade bicara mengenai kesuksesan hingga tips mengadakan festival dari sudut pandang promotor.
"Menjadi promotor tidak boleh panik, karena bisa menimbulkan salah pengambilan keputusan," ucap Bakkar Wibowo.
"Kami sering mengalami beberapa tantangan saat mengadakan acara, terutama soal minat para calon penonton, selanjutnya soal regulasi seperti pajak," sambung Satria Okahade.
Talkshow selanjutnya bertema Membuat Karya Agar Tak Sekadar Jago Kandang bersama Aldila Karina, Ilham Fahrie, dan Uswatul Hakim.
Dalam sesi tersebut, Aldila dan Ilham Fahrie berbagi strategi tentang cara mengenalkan hingga mempublikasikan karya bagi para musisi.
Program Shindu's Scoop on Stage bersama Shindu Alpito, Lorjhu, dan Rino Riau Rhythm juga turut meramaikan SIMFes 2023.
Sesi tersebut membahas keruwetan bagaimana musisi tradisi untuk tetap relate dan punya masa depan di industri.
"Kami pernah berangkat tur dengan mengandalkan pengadaian, alias menggadaikan barang-barang berharga," ucap Rino Riau Rhythm.
Pada malam hari, SIMFes 2023 fokus menyuguhkan pertunjukan musik termasuk tarian saat pembukaan.
Meski sempat tertunda beberapa saat karena hujan, SIMFes 2023 tetap meriah hingga akhir acara.
Upacara pembukaan SIMFes 2023 dihadiri oleh pejabat setempat yang mendukung festival tahunan tersebut. Momen pembukaan ditandai dengan penampilan tarian dan lagu tradisional.
Aksi spesial tersebut dipersembahkan oleh Sawahlunto Collaboration yang terdiri dari grup Pillow Talawi, penyanyi dendang Uria Novita, dan band Minangka.
Tidak hanya dari dalam negeri, penampil SIMFes 2023 juga datang dari luar negeri. Beberapa di antaranya yakni Annelo Capuano, Pauline Maguse, dan Dmitry Soul yang tergabung dalam Khumbamela.
Dmitry Soul (Rusia) memainkan duduk yang terdengar begitu syahdu, lalu Paulina Maguse (Rusia) tampil dengan suara yang khas dan misterius, serta Anello Capuano (Italia) dengan komposisi yang menghanyutkan.
Ketiga musisi tersebut bersinergi demi menghibur hadirin SIMFes 2023 yang tetap antusias meski gerimis.
Setelah Khumbamela, giliran Tomoca (Jepang) yang mengambil alih panggung. Perempuan asal Jepang itu memainkan beberapa lagu termasuk karya tradisional dengan oboe.
Oboe merupakan alat musik tiup yang sudah ada sejak 1500 lalu dipakai sampai sekarang.
Hujan dengan intensitas kecil kembali turun di area SIMFes 2023 sehingga penampil berikut sempat tertunda.
Meski demikian, antusias penonton tetap tinggi untuk menyaksikan grup musik Deredia (Jakarta, Indonesia).
Semua penonton kembali merapat ke depan panggung saat Deredia memulai pertunjukan di SIMFes 2023.
Vokalis Deredia Louise Monique mengaku takjub melihat hadirin yang masih bertahan hingga tengah malam dan hujan.
Tidak sampai di situ, para penonton energik bergoyang saat Deredia memainkan lagu andalan.
Louise Monique bahkan ikut turun panggung demi berdansa bersama pengunjung SIMFes 2023. Dia juga sempat menggoda beberapa penonton untuk bergoyang.
"Kapan lagi bergoyang tengah malam dan hujan begini di Sawahlunto," ucap Louise, vokalis Deredia.
Dalam SIMFes 2023, Deredia memainkan beberapa lagu di antaranya, Pergi Tamasya, Malam Bergelora, Bala-Bala, Ayam Den Lapeh, Nurlela, dan lainnya.
Rangkaian SIMFes 2023 ditutup dengan apik oleh band asal Madura, Lorjhu. Grup yang dimotori oleh Badrus itu menampilkan rock langgam Madura yang memikat hati.
Meski sudah larut malam, kehadiran Lorjhu tetap dinantikan penonton. Gerimis di Taman Silo pun tidak dihiraukan hadirin yang menunggu lagu seperti, Abhantal Ombak hingga Can-Macanan.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penyelenggaraan SIMFes 2023 bisa dikatakan sukses. Para pengisi acara dan hadirin pulang dengan bahagia.
Atas kesuksesan dan segala yang disuguhkan, SIMFes 2023 layak ditiru oleh daerah lain di Sumatra Barat. (ded/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Yondra