Simpatisan Habib Rizieq Bentrok dengan Aparat di Tasikmalaya, Aziz Yanuar Singgung soal Kezaliman & Kebencian

Selasa, 13 Juli 2021 – 13:28 WIB
Kendara polisi mengalami kerusakan saat kericuhan demo menuntut Habib Rizieq dibebaskan di Tasikmalaya. Foto: Radar Tasikmalaya

jpnn.com, JAKARTA - Eks Sekretaris Bantuan Hukum DPP FPI Aziz Yanuar mengomentari kericuhan demo menuntut Habib Rizieq Shihab (HRS) dibebaskan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (12/7).

Pada aksi itu, tiga mobil polisi menjadi sasaran amukan massa.

BACA JUGA: Simpatisan Habib Rizieq Bentrok dengan Aparat, 3 Mobil Polisi Rusak

Aziz berdoa semoga persoalan tersebut segera selesai.

"Semoga salah paham itu lekas selesai dengan musyawarah," kata Aziz kepada jpnn.com, Selasa (13/7).

BACA JUGA: Inilah Tampang 2 Teroris Jaringan MIT Poso yang Ditembak Mati

Pria kelahiran Jakarta itu berharap aparat bertindak mengayomi karena masyarakat tersebut haus akan keadilan.

"Semoga aparat bertindak mengayomi karena massa semata haus dahaga akan rasa keadilan dan umat terluka oleh kezaliman yang terlihat nyata di depan mata," ujar Aziz.

Sarjana hukum Universitas Pancasila itu meminta aparat harus menyikapi dengan bijak dan arif tidak dengan represif dan melulu pendekatan kekuasaan.

Pasalnya, kata dia, tidak akan ada asap jika tak ada api.

"Tidak akan ada protes terhadap kezaliman. Jika kezaliman disudahi segera dan lekas bangun bangsa di atas persatuan bukan di atas dendam dan kebencian," ucap Aziz.

Dalam aksi demo itu, 31 massa diamankan polisi, 18 orang di antaranya adalah anak-anak.

Pria yang juga kuasa hukum HRS itu memastikan akan ada tim hukum yang memantau untuk membebaskan puluhan orang tersebut.

"Insyaallah nanti ada tim," tutur Aziz.

Kericuhan terjadi saat demo menuntut Habib Rizieq dibebaskan di Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (12/7).

Massa bentrok dengan petugas setelah mencoba menerobos kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Tasikmalaya.

Kericuhan bermula saat massa berusaha merobohkan pagar gerbang kantor kejari. (mcr3/jpnn)



Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler