Simpatisan ISIS Tebar Teror di Mal, Baru 60 Detik Langsung Didor

Jumat, 03 September 2021 – 23:02 WIB
Petugas mengevakuasi korban serangan teroris di LynnMall, Auckland, Selandia Baru, Jumat (3/9). Foto: Newshub

jpnn.com, AUCKLAND - Selandia Baru kembali disasar teror. Seorang simpatisan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) mengumbar teror di pusat perbelanjaan LynnMall di pinggiran Auckland, Jumat (3/9), sekitar pukul 14.00 waktu setempat.

Namun, aksi teroris itu berlangsung singkat. Dalam kurun waktu 60 detik sejak memulai serangan dengan menikam para pengunjung mal, ekstremis itu langsung ditembak oleh kepolisian Selandia Baru.

BACA JUGA: Selandia Baru Belum Bisa Menghentikan Laju Varian Delta, Menteri COVID-19 Tetap Bangga

Seketika itu pula teroris tersebut mati. Otoritas Selandia Baru menyebut pelaku teror itu merupakan warga negara Sri Lanka yang beraksi sendirian atau dikenal dengan istilah lone wolf.

“Dia sendirian bertanggung jawab atas tindakan itu,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern.

BACA JUGA: Selandia Baru Peringati Pembantaian di Masjid Christchurch

Aksi teror itu menyebabkan enam orang menjadi korban. Kini, tiga korban dalam kondisi kritis, sedangkan seorang luka parah, dan dua lainnya luka sedang.

“Itu kebencian, itu salah. Itu (teror) dilakukan oleh individu, bukan agama,” ujar Jacinda.

BACA JUGA: Bantai 51 Jemaah Masjid di Selandia Baru, Brenton Tarrant Menolak Disebut Teroris

Memang otoritas Selandia Baru tidak memublikasikan identitas teroris itu. Meski demikian, Jacinda mengungkapkan bahwa pelaku teror tersebut masuk ke negeri di Pasifik itu pada 2001.

Sebenarnya pihak keamanan Selandia Baru sudah memantau pelaku pada 2016. Namun, penegak hukum tak punya dasar memenjarakannya.

Komunitas muslim di Selandia Baru pun menyampaikan keprihatinannya atas insiden itu.

“Pada masa yang mengharuskan seluruh warga Selandia Baru bersikap baik dan kuat, kami merasa ngeri dan sedih dengan serangan teror di LynnMall hari ini,” ujar Asosiasi Muslim Canterbury.

Perkumpulan itu merupakan komunitas yang mengurus Masjid Al Noor di Christchurch. Pada 15 Maret 2019, seorang warga Australia bernama Brenton Tarrant menyerang masjid itu dan membunuh 51 orang.

Asosiasi Muslim Canterbury pun langsung menggalang dana bagi korban serangan teroris di Lynn Mall.

“Kami berdiri bersama para korban insiden mengerikan itu. Kami sangat merasakan penderitaan akibat teorisme,” ujar Asosiasi Muslim Canterbury melalui siaran pers.(Reuters/Newshub/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Selandia Baru Bersiap Menghadapi Gempa Berkekuatan 8 SR di Patahan Alpine


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler