Sindikat yang Diburu Tujuh Negara itu Gemetaran Digertak Personel BNN

Kamis, 08 Januari 2015 – 01:10 WIB
Rumah di Blok C Nomor 2A, perumahan Citra Garden III Kalideres yang dijadikan markas sindikat narkoba kelas kakap. Foto: Soetomo Samsu/JPNN

jpnn.com - SINDIKAT narkoba internasional, yang sudah diincar tujuh negara, akhirnya berhasil dibekuk Badan Narkotika Nasional (BNN) di depan tempat perbelanjaan Lotte Mart, Taman Surya, Kalideres, Jakarta Barat, Senin (5/1).

Badan penyikat pengedar narkoba yang dipimpin Komjen Anang Iskandar pun mencatatkan rekor penggagalan peredaran sabu terbesar dalam sejarah keberadaan BNN, yakni 800 kilogram, yang nilainya sekitar Rp1,6 triliun.

BACA JUGA: Budi Gunawan Jadi Calon Kapolri, ICW: Kasus Rekening Gendut tak Dilanjutkan

Bagaimana kronologis dibekuknya sembilan anggota sindikat kelas kakap itu?
-------------------------
Soetomo Samsu-Jakarta
------------------------
TIGA orang bermata sipit lahap menyantap mie di resto Bakmie Naga yang ada di teras Lotte Mart itu. Sesekali, mereka mengangkat ponselnya.

Tidak jauh dari situ, sekitar 20 meter, empat orang lain, sebagian muka lokal, menyeruput es di kios Es Teler 77, yang juga ada di teras Lotte Mart.

BACA JUGA: Bantah Jonan, Tony Fernandes: Kami Berhak Terbang 7 Kali Seminggu

Satu di antara empat orang itu, sesekali beranjak menuju ke arah jalan raya, celingak-celinguk. Eitt....tatapannya bertemu dengan tatapan seorang pria berbadan tegap, yang telinganya memakai tindik.

Merasa "tak nyaman', pria bertindik itu pun pura-pura tanya ke seorang cleaning services, dimana ada apotik. Dia pun pergi, menuju apotik tak jauh dari Lotte Mart.

BACA JUGA: Kompolnas Telusuri Rekening Gendut Calon Kapolri

Sejumlah pria berbadan tegap menyebar di sejumlah sudut kawasan Lotte Mart. Sebagian menutup tiga jalan keluar pertokoan itu, dua di depan, satu di belakang.

Tidak lama kemudian, terdengar suara keras. "Sindikat ya!!!!". Satu dari tiga orang yang lagi asik menyantap mie itu spontan berdiri. Tapi, dengan kaki gemetaran.

Sreeet....sreettt...tidak sampai lima menit, mereka bertiga dibekuk. Nah, rupanya, pada -menit menit yang sama, empat orang yang ada di kursi Es Teler 77 juga dibekuk.

Tujuh orang yang sudah diborgol itu lantas digelandang sejumlah pria tegap bersenjata laras panjang, sebagian menyelipkan pistol, menuju mobil box yang diparkir sekitar 30 meter dari tempat mereka duduk. "Ya, positif," ujar seorang perempuan, setelah menyodet bungkusan yang ada di mobil itu, yang setelah dihitung beratnya mencapai 800 kilogram sabu siap edar.

Barang haram itu dikemas dalam karung di dalam bungkus kopi untuk mengelabui petugas. Total ada 40 karung yang berhasil diamankan.

Ya, mereka yang beraksi itu adalah aparat BNN, yang dengan tangkas dan penuh kehati-hatian sedang membekuk anggota sindikat narkoba internasional. Sedang pria bertindik yang sempat pergi ke apotik itu adalah salah satu intel BNN. Barangkali, dia "menyingkir" sebentar karena sempat berpapasan dengan satu anggota sindikat yang sudah tampak menaruh rasa curiga. Interogasi dadakan dilakukan terhadap 9 orang. Juga dilakukan di resto Bakmi Naga.

Menurut Kepala BNN Komjen Anang Iskandar, dua orang tambahan itu sudah dikuntit petugas sejak menurunkan sejumlah barang dari kapal ikan di Pelabuhan Dadap, Tangerang.

Beberapa bungkus karung juga diangkut oleh dua orang dari kapal tersebut dan dimasukkan ke mobil box Luxio bernopol B 9301 TCE. Petugas dari BNN langsung membuntuti dua tersangka hingga mereka berhenti di Lottemart Jalan Satu Maret, Pegadungan.
 
JPNN mendapatkan cerita kronologis penangkapan dari sejumlah pegawai Lotte Mart, kemarin.

Dalam keterangan resminya kemarin, BNN menyebut kelompok ini sebagai Sindikat Tiongkok.

Penangkapan di Lotte Mart dikembangkan. Hasilnya, sindikat ini punya markas di sebuah rumah, beralamat di Blok C Nomor 2A, perumahan Citra Garden III Kalideres. Rumah ini ditinggali oleh tiga tersangka asal Tiongkok yaitu, Taim Siu Lung (TSL), CHM dan  Suy Euk Feyng (SUF) dan satu orang WNA Malaysia berinsial TST.

Enam anggota lainnya yakni Salim (SL), Syarifudin Nurdin (SN), Suy Euk Feyng (SEF), Wong Ching Ping (WCP), SJJ, dan ADK, tidak tinggal di situ. Persisnya, ada empat warga negara Indonesia.

Rumah itu tergolong "biasa", tidak seperti yang lain, yang tampak megah dan hampir semuanya berlantai 2. Rumah bercat hijau muda itu tampak tak terawat. Di lantai garasinya tampak bercecer daun-daun mengering.

Para sindikat itu menyewa rumah itu. Menurut keterangan Satpam yang posnya hanya selang dua rumah, sekitar tiga bulan lalu rumah itu berpenghuni. Ya, diperkirakan, para penebar barang haram itu baru sekitar tiga bulan tinggal di sana.

"Kami tidak pernah melihat mobil box bongkar-muat di depan rumah. Tapi mungkin saja mobil dimasukkan ke garasi tengah malam dan pengeluaran barang dilakukan di dalam sehingga tak kelihatan," ujar si Satpam saat ditemui koran ini, kemarin.

Rumah itu sendiri sudah lama ditempeli tulisan "Dijual, Hadi Liem" yang disertai nomor hape. "Tapi gak laku-laku, lantas disewakan," imbuh satpam satunya lagi.

Nah, pada Selasa (6/1) malam, tim BNN disertai sejumlah polisi berseragam, datang ke rumah itu.

Keterangan resmi dari Jubir BNN Kombes Sumirat Dwiyanto, rumah itu sudah didesain sebagai gudang narkoba."Untuk menyimpan narkoba 800 kg, WCP menyulap kamar mandi menjadi gudang sabu," ujar Sumirat. Rumah itu saat ini sudah diberi pita kuning polisi.

"Dari hasil olah TKP oleh tim BNN, petugas menemukan sebuah kamar mandi berukuran 1,5 m X 2,5 m yang disulap menjadi gudang narkoba. Kamar mandi ini tersembunyi di balik lemari pakaian yang cukup besar.  Pintu masuk ke kamar mandi ini dari lorong lemari yang telah diatur sedemikian rupa," imbuh Sumirat.

Di dalam rumah dua lantai ini, petugas menemukan sejumlah dokumen, komputer, monitor  CCTV, dan beberapa box yang diduga untuk menyimpan sabu.

Sementara di TKP lainnya yaitu di Apartemen City Park Blok G yang ditinggali dua anggota sindikat di daerah Kalideres, petugas menemukan ponsel, ponsel satelit, alat navigasi laut, botol minuman, GPS, Transceiver, dokumen berbahasa Tiongkok, BPKB.

Sedangkan di Blok F yang ditinggali oleh dua sindikat lainnya, petugas menemukan ijasah ABK dan dokumen kapal yang baru.

"Selain itu petugas BNN juga menyita 2 unit mobil, 1 unit motor, dan 1 unit kapal yang digunakan untuk transaksi. Ini merupakan tangkapan pertama di awal tahun 2015 sekaligus tangkapan Sabu terbesar yang pernah diungkap oleh BNN. Jaringan ini merupakan sindikat narkoba yang sedang diincar oleh lebih dari 7 negara, dan BNN sudah mengintai sindikat ini kurang lebih selama 3 tahun terakhir," ujar Sumirat, polisi yang juga alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta itu.

Tujuh negara itu yakni Malaysia, Filipina, Myanmar, China, Hongkong, Makau, dan Indonesia. (sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dicap Titipan PDIP, Ini Tanggapan Palguna


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler