Singapura Akhirnya Memilih Hidup Berdampingan dengan COVID-19

Kamis, 24 Juni 2021 – 18:08 WIB
Para pekerja antre makan siang di asrama Westlite di Singapura, Jumat (10/4/2020). Foto: MINISTRY OF MANPOWER SINGAPORE/Handout/via REUTERS/hp/cfo

jpnn.com, SINGAPURA - Pemerintah Singapura sedang menyusun pedoman tentang bagaimana hidup lebih normal dengan COVID-19 setelah memprediksi bahwa virus itu akan menjadi endemik seperti influenza.

Negara-kota tersebut telah memvaksin sekitar setengah dari 5,7 juta penduduknya dengan setidaknya satu dosis vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna.

BACA JUGA: 8 Pasien COVID-19 Varian Delta di RSLI Surabaya Sembuh Semua

Meski kecepatan vaksinasi Singapura relatif tinggi, negara ini lebih lambat dalam melanjutkan kegiatan sosial dan perjalanan, dibandingkan dengan tempat lain dengan tingkat inokulasi serupa.

"Sudah 18 bulan sejak pandemi dimulai, dan orang-orang kami lelah berperang. Semua bertanya: Kapan dan bagaimana pandemi akan berakhir?" menteri Gan Kim Yong, Lawrence Wong dan Ong Ye Kung mengatakan dalam sebuah opini di surat kabar The Straits Times pada Kamis (24/6).

BACA JUGA: Klinik Asiki Dukung Program Vaksinasi Covid-19

Singapura memiliki aturan ketat yang mengatur pertemuan sosial, pemakaian masker, pelacakan kontak, dan perjalanan.

Para menteri perdagangan, keuangan, dan kesehatan berharap setidaknya dua pertiga dari populasi divaksin penuh dengan dua dosis saat Hari Kemerdekaan Singapura pada 9 Agustus.

BACA JUGA: Jurus Pemkot Surabaya Tekan Lonjakan Covid-19, Begini Caranya

"Kami bekerja untuk memajukan pengiriman vaksin dan mempercepat prosesnya," mereka berkata.

Ketika negara mencapai tonggak vaksinasi, pada waktunya, alih-alih memantau jumlah infeksi harian, pihak berwenang akan fokus pada hasil seperti berapa banyak yang jatuh sakit.

Mereka yang terinfeksi akan diizinkan untuk pulih di rumah, sehingga akan ada lebih sedikit kekhawatiran tentang sistem perawatan kesehatan yang sedang tertekan.

Tes COVID-19 tidak akan menjadi alat untuk memagari dan mengarantina orang, tetapi akan lebih digunakan untuk memastikan bahwa acara, kegiatan sosial, dan perjalanan ke luar negeri dapat berlangsung dengan aman.

Para menteri mengatakan orang akan dapat melakukan perjalanan lagi setidaknya ke negara-negara yang juga mengendalikan virus, dengan pengujian dan vaksinasi menghilangkan kebutuhan akan karantina. (ant/dil/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler