jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Reza Hariyadi menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpotensi terkena upaya pembingkaian (framing) politik identitas.
Pria yang tergabung dalam Forum Doktor Ilmu Politik UI itu melihat potensi tersebut setelah kemunculan sekelompok orang mengatasnamakan Majelis Sang Presiden.
BACA JUGA: 6 Fakta AKP ZA Berduaan dengan Istri Perwira, Digerebek Warga, Alamak
Reza menyebut kelompok yang mengklaim terdiri dari eks anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), hingga mantan napi terorisme itu mendeklarasikan Anies sebagai Capres 2024.
Menurut Reza, pola-pola stigmatisasi, framing, hingga mobilisasi politik identitas biasanya menjadi modus dalam komodifikasi (perubahan fungsi) politik identitas. Targetnya mendistorsi opini publik dan memberikan label negatif pada figur yang disasar.
BACA JUGA: Konon Ini yang Terjadi Jika Anies-Ganjar Berduet di Pilpres 2024
"Siapa saja bisa disasar, dan Anies Baswedan sebagai figur capres bisa jadi target potensial. Mungkin motifnya untuk mencederai citra dia di mata publik," tutur Reza.
Eks aktivis GMNI itu menyinyalir aksi dukungan capres yang marak di tanah air tidak terlepas dari mobilisasi politik.
BACA JUGA: PDIP Minta Anies Baswedan Tanggung Jawab Atas Dampak Perubahan Nama Jalan
Namun, Reza menilai mereka tidak tulus, termasuk kelompok yang mengaku Ijtima Ulama yang mendukung Sandiaga Uno dan Majelis Sang Presiden yang mengusung Anies sebagai Capres 2024.
Dalam analisisnya, Reza menyebut aksi politik itu digelar secara terpola, sistematis, dan sulit dipungkiri adanya rancangan politik tertentu di balik itu.
Aksi itu juga menurutnya dapat memberi impresi politik yang bisa saja keliru kepada publik, seolah Anies dekat dengan kelompok yang dianggap radikal maupun intoleran.
"Ini bisa dimainkan oleh lawan politik untuk menyudutkan, karena dicap Islam garis keras dan menjadi tantangan bagi Anies jika maju pilpres 2024," ujar Reza Hariyadi.
Menurut dia, secara politik stigma-stigma tersebut tidak menguntungkan Anies Baswedan sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) dari Partai NasDem.
Framing politik tersebut dinilai akan membatasi ruang gerak mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu untuk meraih dukungan kelompok moderat dan nasionalis.
BACA JUGA: Demi Mempertahankan Honorer, Anies Baswedan Akan Temui Jokowi
Selain itu, pembingkaian politik identitas juga akan mereduksi demokrasi dan dapat memecah belah anak bangsa menjelang Pilpres 2024.
Namun, Reza meyakini publik akan makin kritis terhadap politik identitas dan akan melawan aktor-aktor yang menggerakkan politik identitas hanya untuk kepentingan kekuasaan semata.
"Anies juga perlu memelopori politik bermartabat dan konsisten saja menjalankan program pro rakyat, memecahkan masalah-masalah faktual di Jakarta yang sudah dilakukan selama menjadi Gubernur DKI," ujar Reza. (ant/fat/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam