JERUSALEM - Kalau kaum sayap kanan Israel bisa diidentikkan sebagai pertanda bahaya, warga Palestina pantas cemasSebab, pemilu di negeri Zionis yang digelar besok (10/2) itu berpeluang memunculkan dua kekuatan ultranasionalis yang lebih mengedepankan opsi kekerasan dalam penyelesaian konflik.
Yang satu dan sudah pasti adalah Partai Likud pimpinan mantan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
BACA JUGA: Ekuador Usir Diplomat AS
Satunya lagi, yang selama ini kurang disorot adalah Yisrael Beiteinu di bawah komando Avigdor Lieberman.Yisrael Beiteinu pantas diwaspadai karena berdasar hasil polling terakhir Jumat lalu (6/2) yang dikutip The Independent, sukses menggeser mantan partai penguasa selama beberapa dekade yang juga masuk koalisi pemerintahan Ehud Olmert saat ini, Partai Buruh
Jika Yisrael bergandengan dengan Likud yang tetap di atas dengan kemungkinan perolehan 25-27 kursi, Israel bakal berada di bawah komando kubu yang sudah berkoar bakal menggusur Hamas sampai ke akar-akarnya
BACA JUGA: Ingin Bantu Adik, Malah Laris Diunduh
Lieberman bahkan mengusulkan pencabutan status kewarganegaraan warga Israel keturunan Arab yang dianggap tak menunjukkan kesetiaan kepada negeri Yahudi itu.Namun, ada kemungkinan pula Lieberman memilih berkoalisi dengan Partai Kadima-nya Menteri Luar Negeri Tzipi Livni yang beraliran tengah
BACA JUGA: Nizar Tetap Pimpin Rapat di Rumah Dinas
Berbeda dengan Netanyahu yang dekat dengan kalangan ultraortodoks seperti Partai ShasNamun, sejauh ini belum ada pembicaraan ke arah itu.Keempat partai itu memang masih menahan diri berbicara soal koalisi karena sama-sama berpeluang menjadi pemenangItu mengingat hampir satu juta warga Israel belum menentukan pilihan atau yang lazim disebut massa mengambang (floating mass)Total suara tersebut sebanding dengan 30 kursi parlemen atau seperempat dari total 120 kursi yang tersedia di Knesset alias parlemen Israel.
Livni, misalnya, berusaha keras meraup simpati kaumnya, perempuan"Ada sekitar satu juta pemilih belum menentukan pilihan, di antara mereka perempuan dan ibu-ibuApa yang mereka inginkan? Perubahan,'' kata Livni dalam pesan kampanye terakhir dua hari menjelang pemilu seperti dilansir Daily Telegraph.(ape/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Janjikan Perubahan Kebijakan LN
Redaktur : Tim Redaksi