Tim arkeolog berhasil menemukan pabrik bir dengan kapasitas produksi tinggi yang diyakini berusia lebih dari 5.000 tahun di Mesir selatan. Sekitar 40 tempayan kuno yang diyakini untuk membuat bir ditemukan di Abydos Utara di Sohag Tempat pembuatan bir ini berasal dari era Raja Narmer pada 3100 SM Arkeolog percaya bir mungkin telah digunakan dalam "upacara pengorbanan"

 

BACA JUGA: Universitas di Australia Berikan Pengurangan Uang Kuliah Selama Pandemi

Kementerian Pariwsata Mesir menjelaskan situs tersebut berisi sekitar 40 belanga tembikar yang tersusun dalam dua baris, ditemukan di wilayah Abydos Utara, Sohag, Mesir oleh tim gabungan arkeolog dari Mesir dan Amerika Serikat.

Tempat pembuatan bir ini diyakini berasal dari era Raja Narmer, yang mendirikan Dinasti Pertama sekaligus mempersatukan wilayah pegunungan dan pesisir Mesir.

BACA JUGA: Melbourne Kembali Lockdown. Apakah Ada yang Salah Dari Sistem Hotel Karantina?

Mostafa Waziry, sekretaris jenderal Dewan Purbakala Mesir, menjelaskan situs ini adalah "tempat pembuatan bir produksi tinggi tertua di dunia", yang dibangun oleh masyarakat yang lebih maju pada masanya.

Ia mengatakan arkeolog Inggris pertama kali menemukan keberadaan tempat pembuatan bir tersebut pada awal abad ke-20, tetapi lokasinya tidak pernah ditentukan secara tepat.

BACA JUGA: Sebelum Naik Pesawat Sriwijaya, Panca Minta Didoakan Suaminya

External Link: @TourismandAntiq tweet: The joint Egyptian-American archaeological mission, has uncovered what is believed to be the oldest high-production brewery in the world in Abydos

 

Tim gabungan arkeolog Mesir dan Amerika Serikat kini berhasil menemukan kembali situs itu dan mengungkap isinya.

Menurut Mostafa tempat pembuatan bir terdiri dari delapan area besar yang digunakan sebagai "unit untuk produksi bir".

Setiap sektor berisi sekitar 40 belanga gerabah yang disusun dalam dua baris. Photo: Situs Mesir ini diyakini sebagai tempat pembuatan bir dengan produksi tinggi tertua di dunia. (AFP: Egyptian Ministry of Antiquities)

 

Campuran biji-bijian dan air yang digunakan untuk produksi bir dipanaskan di dalam tong, yang setiap wadahnya "ditopang dengan tuas yang terbuat dari tanah liat yang ditempatkan secara vertikal berbentuk cincin". Minuman segar untuk ritual kerajaan

Arkeolog Matthew Adams dari Universitas New York, yang memimpin misi bersama dengan Deborah Vischak dari Universitas Princeton, menyebutkan bahwa bir diproduksi dalam skala besar, yakni sekitar 22.400 liter dibuat dalam satu waktu. Photo: Orang Mesir kuno mungkin sesekali menikmati segelas cairan amber. (Wikimedia commons: Hedwig Storch)

 

"Tempat pembuatan bir ini mungkin telah dibangun di tempat ini khusus untuk menyuplai ritual kerajaan yang berlangsung di dalam fasilitas pemakaman raja-raja Mesir," kata Matthew Adams.

"Bukti penggunaan bir dalam upacara pengorbanan ditemukan selama penggalian di fasilitas ini," tambahnya.

Bukti pembuatan bir di Mesir kuno bukanlah hal baru, dan penemuan sebelumnya telah menjelaskan produksi tersebut. Photo: Sisa-sisa deretan tong bir Mesir ditemukan oleh para peneliti di situs arkeologi. (AFP: Egyptian Ministry of Antiquities)

 

Otoritas Barang Antik Israel pada tahun 2015 mengumumkan penemuan sisa tembikar yang digunakan oleh orang Mesir untuk membuat bir dan berusia 5.000 tahun di sebuah situs bangunan di Tel Aviv.

Di Abydos, tempat penggalian penemuan terbaru ini, telah ditemukan banyak harta karun selama bertahun-tahun dan juga terkenal dengan sejumlah kuilnya.

Pihak berwenang mengharapkan sekitar 15 juta turis mengunjungi Mesir pada 2020, dibandingkan dengan 13 juta wisatawan pada tahun sebelumnya, tetapi pandemi telah membuyarkan semua target ini.

Artikel ini diproduksi oleh Hellena Souisa dari artikel ABC News dalam Bahasa Inggris.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hasil Investigasi WHO: Kecil Kemungkinan Kelelawar Pembawa COVID-19 Ada di Wuhan

Berita Terkait